BANDA ACEH_Harian-RI.com - Anggota DPR RI asal Aceh, Muslim SHI MM, mengingatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar tidak mengabaikan janjinya kepada masyarakat nelayan di Aceh.
Muslim yang kini duduk di Komisi IV DPR RI menagih janji Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, melalui Dirjen Perikanan Tangkap, Muhammad Zaini, untuk membantu pengerukan Pelabuhan Lampulo, Banda Aceh, dan Pelabuhan Idi, Aceh Timur.
Permintaan itu disampaikan Bang Muslim--sapaan akrab Muslim SHI MM--dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di Jakarta, Selasa (15/2/2022).
"Kita sudah sama-sama turun dan Pak Dirjen berjanji kepada masyarakat di sana untuk membantu pengerukan Pelabuhan Lampulo Banda Aceh dan Pelabuhan Idi, Aceh Timur.
Tapi, sampai saat ini belum dilakukan dengan alasan tidak ada anggaran,” ujar Anggota DPR RI Fraksi Demokrat tiga periode ini.
Padahal, sebut dia, masyarakat Aceh sangat membutuhkan bantuan tersebut karena menjadi harapan ribuan nelayan di Tanah Rencong.
“Sangat menyedihkan, ribuan nelayan di Aceh sangat membutuhkan.
Kalau sudah berjanji harus ditepati.
Jika alasan tidak ada anggaran, maka katakan tidak ada anggaran saat kita berkunjung ke Aceh beberapa waktu lalu,” tegas Muslim yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Aceh.
Menurut Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh 2 ini, bantuan tersebut tidak terlalu berat asal serius untuk dilakukan.
Tapi, sambung Bang Muslim, setiap ditanya ke Dirjen dengan mudah dijawab tidak ada anggaran.
“Saya pikir ini harus clear, kalau memang tidak ada anggaran pada saat kita kunjungan, terus terang bilang saja tidak ada anggaran, sehingga masyarakat tidak berharap.
Jangan sampai kita datang tapi tak pernah eksekusi,” tegas Muslim seperti disampaikan kembali kepada media, Rabu (16/2/2022) pagi sekitar pukul 06.32 WIB.
Muslim turut memberikan masukan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan bahwa pelabuhan besar di Aceh tidak banyak.
Hanya ada 2-3 pelabuhan yang sudah dijanjikan untuk dikeruk, dan kalau serius dikerjakan hanya memakan waktu satu minggu.
“Kalau memang ada kapal keruk, saya pikir tidak lama untuk mengeruknya, hanya dalam seminggu selesai itu.
Karena itu, saya minta hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi,” timpalnya.
Muslim juga menyampaikan, KKP melalui Dirjen Perikanan Budidaya, TB Haeru Rahayu juga sudah berkunjung bersama ke Aceh dan banyak menerima masukan terkait induk ikan kerapu dari nelayan.
“Selama ini untuk mendapatkan induk ikan kerapu kita ambil dari Surabaya, Situbondo.
Dan saya harap untuk wilayah Sumatera ini ada penangkaran induk ikan kerapu paling tidak ada di Kota Medan, sehingga biaya pengiriman tidak terlalu besar.
Dan ini perlu dipikirkan, bukan hanya untuk Sumatera, tapi juga daerah lainnya,” tutup Muslim. (HR-RI.RED)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar