Aceh Besar_Harian-RI.com
Sejumlah warga, terutama dari kalangan pedagang gorengan mulai mengeluhkan sulitnya mereka mendapatkan minyak goreng bersubsidi di pasar-pasar tradisional yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Kalaupun ada, warga harus mengantri dan jumlah pembelian dibatasi.
Rudiah, seorang penjual gorengan mengatakan kepada media harian-RI.com rabu 9 februari 2022, pedagang grosir minyak goreng curah di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, memang banyak, tapi yang menjual minyak goreng bersubsidi, sangat terbatas.
“Selain terbatas, persediaan minyak goreng curah juga sudah kosong,” ucapnya.
Diungkapkan, pada Jumat (4/2/2022) lalu sempat membeli minyak goreng curah dengan harga Rp 12.600/kg.
Untuk bisa mendapatkan minyak goreng itu, ia mengaku harus ikut antre.
“Tadi (kemaren, red) saya datang kembali ketempat penjualan minyak goreng curah, tapi persediaan sudah habis,” tutup Rudiah.
Sementara itu salah satu warga neuheun wardiah juga mengungkapkan kalau harga minyak goreng sebulan terakhir ini naik drastis dari RP. 13.000/Kg jadi 22.000/Kg dan langka lagi(kosong) membuat kami para ibu rumah tangga sibuk mencari kesana kesini. Jadi membuat kami para ibu rumah tangga, seperti menjerit dan tercekek leher, seharusnya pemerintah provinsi aceh khususnya dinas perdagangan jangan berdiam diri dan harus mencari solusi bagaimana nasib rakyat aceh, bukan kah kita termiskin di sumatra, dengan adanya seperti ini bagaimana nasib kita, ucap wardiah dengan nada ketus.
Salah satu penjual kelontong arjuna yang biasa disapa nyakk bahron juga mengatakan, kami tidak sanggup lagi menjual migor, karna selain antri harganya pun melonjak, jadi bagaimana kami bisa menjual ke warga, kami berharap kepada pemerintah aceh harus segera berfikir tentang kelangkaan migor yang selama ini terjadi di provinsi aceh, khususnya banda aceh dan aceh besar.
Menurut pantauan media harian-ri.com di beberapa lokasi pasar baik di lambaro, pasar aceh dan peunayong, kelangkaan migor benar benar di alami warga, khususnya ibu rumah tangga dan penjual gorengan, di swalayan swalayan juga kelangkaan itu terjadi, bimoli saja sulit di cari karna menurut keterangan dan informasi warga siapa cepat dia dapat.(HR-RI_RED/RICO/ALI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar