BIREUEN_Harian-RI.com
Minyak goreng harga subsidi pemerintah mulai didistribusikan ke Bireuen mulai dari Gandapura sampai ke Samalanga, namun belum seluruhnya terpenuhi, harga jual berkisar Rp 14.000- 16.000/liter.
Amatan Harian-RI.com, Kamis (17/02/202), satu unit mobil tangki berisi minyak goreng curah sedang bongkar muatan di kawasan Pasar Induk Cureh/Geulanggang Gampong, Bireuen.
Sejumlah pedagang mendatangi mobil tersebut dengan membawa jeriken maupun drum untuk pengisian minyak curah. Beberapa pedagang datang dengan menggunakan becak membawa beberapa jeriken membeli dengan harga Rp 13.000/liter.
Seorang petugas yang sedang mengisi minyak ke jerigen mengaku sebanyak 4 ton minyak goreng curah dijual di pasar tersebut. Beberapa pedagang mengaku minyak goreng tidak langka lagi di Bireuen, namun belum merata.
“Kami membeli di mobil tangki Rp 13.500/liter,” ujar Asnawi seorang pedagang.
Beberapa kios lainnya juga terlihat sudah tersedia minyak goreng curah dalam jerigen, mereka membeli dari penyalur di kawasan pasar Cureh/Geulanggang, Kota Juang Bireuen.
“Sekarang tidak ada antrian lagi, minyak sudah masuk, namun belum begitu banyak,” ujar Asnawi.
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Bireuen, Ir Alie Basyah MSi melalui Kabid Perdagangan, Anizar kepada Harian-RI.com mengatakan, distribusi minyak goreng mulai dilakukan sejak dua hari lalu mulai dari Gandapura sampai ke Samalanga, namun belum mencukupi, karena pasokan masih terbatas.
Disebutkan, mereka baru saja di Gandapura mengawasi distribusi minyak goreng, menyangkut harga jual berkisar Rp 14.000-15.000/liter. Pasokan belum memadai, namun kelangkaan tidak terjadi lagi.
“Pasokan masih terbatas dan terus dilakukan distributor, tetapi belum stabil. Kondisi sekarang katanya, tidak terjadi kelangkaan lagi di pasar-pasar,” ujarnya.
Disebutkan, tim dinas perdagangan terus melakukan koordinasi dan memonitor distribusi di masing-masing titik penyaluran di setiap kecamatan.
Menjawab Harian-RI.com berapa ton jatah Bireuen, Anizar mengaku belum mendapatkan data resmi, untuk seluruh Aceh 2.000 ton dan baru masuk sekitar 300 ton. Jumlah 300 ton dibagi untuk 23 kabupaten/kota.
“Berapa akan dipasok belum dapat dipastikan, pasokan ada setiap hari dalam jumlah tertentu, misalnya hari ini setengah ton, besok dua ton,” ujarnya.(HR-RI_Red/RIK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar