JANTHO_Harian-RI.com
Pengeboman ikan di perairan laut Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, marak terjadi. Aktivitas pengeboman ini biasa dilakukan oknum nelayan yang melakukan penangkapan ikan di laut Pulo Aceh.
Wakil Ketua Komisi V DPRK Aceh Besar, Eka Rizkina SPd, mengatakan, aktivitas Pengeboman Ikan di Pulo Aceh berdampak terhadap minimnya penangkapan ikan nelayan, populasi ikan punah, terumbu karang laut rusak dan ikan di dasar laut semakin liar sehingga sulit diperoleh oleh para nelayan.
Dikatakan Eka Rizkina, pihaknya telah berulangkali turun ke Pulo Aceh dan laporan dari para nelayan Pulo Aceh, mereka keluhkan menangkap ikan sampai ke perbatasan laut Lhoknga yang jaraknya ratusan kilometer.
Ini dilakukan karena, ikan tangkapan di Pulo Aceh sangat minim. Biasanya, para nelayan disana menangkap ikan hanya di kawasan Pulo Aceh seperti Pulo Nasi, Pulo Kersek, Pulo Brueh. Karena ikan cukup banyak. “Tetapi, sekarang jauh berkurang akibat dampak pengeboman ikan yang merajalela di Pulo Aceh dan ini juga merusak obyek wisata bahari,” katanya.
Menurutnya, sejak maraknya aktivitas pengeboman di perairan laut Pulo Aceh, omset nelayan menurun. Padahal, di Pulo Aceh merupakan penghasil ikan kerapu, kakap merah, rambe dan gurita, udang lobster dan ikan laut lainnya.
Ia berharap Pemerintah Aceh dan aparat keamanan agar mengawasi dan menjaga kelestarian Pulo Aceh sehingga menjadi icon wisata guna meningkatkan penghasilan masyarakat dan nelayan Pulo Aceh.(HR-RI_RED/RAFFLI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar