Mukomuko_Harian-RI.com
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu memasang perangkap dan alat pancing untuk menangkap buaya yang telah memangsa warga Desa Tanah Rekah hingga meninggal dunia di Sungai Selagan Kecamatan Kota Mukomuko, Kabupaten Mukomuko.
"Kami beri umpan entok atau bebek. Perangkap ini kita pasang di pinggir Sungai Selagan tepatnya di tempat kejadian peristiwa (TKP) warga dimangsa buaya," kata Kepala Resor Mukomuko, BKSDA Bengkulu, Rasidin, dalam keterangannya di Mukomuko, Senin.
Ia mengatakan, pihaknya bersama dengan warga dan Tripika kecamatan memasang perangkap satwa buaya di pinggir Sungai Selagan.
Ia lebih lanjut mengatakan pihaknya memasang perangkap sebagai upaya untuk mengatasi konflik manusia dengan satwa buaya, dan pemasangan perangkap ini salah satu tekniknya.
Selain itu, menurut dia biasanya buaya yang bermasalah seperti itu sering muncul. "Jadi sebagai upaya untuk merespon permintaan masyarakat dengan cara menangkap buaya tersebut hidup-hidup," ujarnya pula.
Ia mengatakan cukup kesulitan untuk mengetahui buaya yang telah memangsa warga setempat karena buaya yang ada di Sungai Selagan cukup banyak.
Ia mengatakan, pihaknya belum tahu tempat relokasi buaya, mungkin dicari habitatnya atau ada warga yang penangkaran buaya diberikan izin oleh BKSDA.
Sementara itu, warga dari lima desa di daerah ini sebelumnya meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam mengevakuasi buaya yang memangsa manusia di Sungai Selagan.
Sebanyak lima desa yang meminta BKSDA mengevakuasi buaya di Sungai Selagan, yakni Desa Teras Terunjam, Desa Pondok Kopi, Desa Pondok Batu, Desa Tanah Rekah, dan Kelurahan Koto Jaya.
Sebanyak lima desa yang tersebar di dua kecamatan di daerah ini berada di aliran Sungai Selagan dan sebagian warga di wilayah ini bekerja mencari lokan dan ikan di sungai ini.
Sejak Sabri (65), warga Desa Tanah Rekah, Kecamatan Kota Mukomuko dimangsa buaya, tidak ada lagi warga yang melakukan aktivitas di sungai ini.(HR-RI_DE KAMARUDDIN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar