Parik Malintang_Harian-RI.com
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman, Sumatera Barat berkolaborasi dengan Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) setempat akan menjadikan ibu-ibu rumah tangga (IRT) di daerah itu tangguh terhadap bencana.
"Bapak-bapak biasanya kan pagi sudah keluar rumah untuk mencari nafkah dan Emak Emak yang tinggal di rumah. Karena pada umumnya bencana terjadi ketika bapak-bapak tidak berada di rumah maka perempuan harus tangguh terhadap bencana," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Pariaman, Budi Mulya di Parik Malintang kepada media harian-ri.com, Kamis 10 Maret 2022
Ia juga mengatakan berdasarkan hal tersebut Pemkab Padang Pariaman memprioritaskan pelatihan terhadap kaum emak emak untuk tangguh terhadap bencana dan menjadikannya sebagai motor penggerak ketangguhan keluarga dari bencana alam.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, lanjutnya pihaknya akan mengukuhkan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Padang Pariaman pada Senin (14/3) sebagai Srikandi Siaga Tanggap Bencana (Si Sigab) yang dilanjutkan dengan edukasi kesiapsiagaan bencana kepada kader PKK di tingkat kecamatan.
"Kader PKK kecamatan dan nagari selanjutnya juga menjadi kader Si Sigab yang akan menyampaikan kepada para emak emak yang ada di lingkungan sekitarnya," lanjutnya.
Ia berharap para emak emak di Padang Pariaman menjadi mandiri serta menyiapkan segala sesuatunya dalam kesiapsiagaan bencana di antaranya menyiapkan tas siaga bencana yang berisi kebutuhan keluarga pascabencana terjadi.
Selain itu, kata dia emak emak dapat mengedukasi anak-anak agar dapat menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.
Inovasi yang akan diluncurkan pada Senin (14/3) tersebut muncul karena melihat potensi bencana di Padang Pariaman yang besar mulai dari gempa dan tsunami, banjir, serta cuaca ekstrem.
Setidaknya pada 2021 jumlah bencana yang menerjang kabupaten itu mencapai 433 kejadian dengan kerugian sekitar Rp5,6 miliar.
Bencana tersebut terjadi di seluruh kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman mulai dari angin puting beliung dan pohon tumbang yang mencapai 331 kejadian, banjir 38 kejadian, dan banjir bandang delapan kejadian.
Selanjutnya tanah longsor 34 kejadian, gelombang pasang atau abrasi tiga kejadian, kebakaran hutan dan lahan empat kejadian, orang tenggelam sembilan kejadian, orang hilang lima kejadian, dan cuaca ekstrem satu kejadian.tutup budi mulya.(HR-RI_HE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar