Meulaboh_Harian-RI.com
Bursa Bakal Calon Rektor (Bacarek) Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh Barat, mulai terkuak.
Selama ini terkesan informasi tentang proses dan masa pendaftaran agak terkunci rapat. Anehnya, tiba- tiba Rabu, 6 April 2022, tengah malam, sekira pukul 24.00 Wib secara resmi beredar informasi, masa pendaftaran itu benar sudah ditutup dan tidak akan diperpanjang lagi.
Indonesia Global.Net yang berusaha mencari informasi ini hingga Kamis, 7 April 2022 petang, juga belum ada pihak mengklarifikasinya. Rektor UTU, Prof. DR Jasman Ma'aruf tidak merespon pertanyaan via WhatshApnya, walaupun sudah contreng dua.
Sebaliknya Sumber IGN di lingkungan UTU membenarkan penutupan masa pendaftaran Bacarek UTU ini. Menurutnya ada lima Bacarek yang sudah mendaftar secara resmi Sebelumnya, justeru sepi-sepi saja.
Kelima Bacarek UTU itu, Dr Ishak, MA Staff pengajar UTU (Asoe Lhok) setempat. Dr Ir Azhari, M.Si, Dr Muhammad Akmal dari Universitas Malikulsaleh (Unimal) Lhoksemawe, Dr Teungku Muhammad Sahuda, M.Pd Universitas Samudera(Unsam) Langsa dan Prof Dr Muchlisin Z.A, SPi, M.Sc dari Universitas Syiah Kuala (USK) Darussalam, Banda Aceh.
"Bang, jangan bilang-info dari saya ya", tutur sumber ini menutup pembicaraan dengan IG.
Menurutnya yang terakhir mendaftar sebagai Bacarek UTU ini, adalah Prof Dr Muchlisin.
Muchlisin, Profesor muda kelahiran Peureumbeue, Aceh Barat 11 September 1971, namanya tidak santer disebut-sebut sebelumnya. Namun munculnya sosok Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan(FKP) USK ini sangat mengejut kalangan Senat UTU yang berjumlah 17 orang itu.
Sosok dekan yang getol melakukan penelitian dan turun ke lapangan bersama masyarakat, selama ini sama sekali tidak diperhitungkan. Kalangan UTU justeru menilai munculnya Prof Muchlisin yang aktif dalam wadah Persaudaraan Barat Selatan Aceh(PBSA), terkesan droping paksaan USK.
Menanggapi hal ini, Prof Dr Ir, Samsul Rizal, M.Eng, mantan Rektor USK spontan membantah. "Tidak benar tuduhan itu, pihak USK secara matang sudah menyeleksi secara internak tentang bobot dan bibit kefiguran seseorang di kalangan universitasnya".
"Status Rektor UTU sekarang Prof Jasman, dan Bacarek Dr Ishak, MA sama-sama masih Staff akademisi USK yang diperbantukan ke UTU," katanya menjelaskan per telepon selulernya.
Menyinggung tentang persiapan putra mahkota oleh Rektor UTU sebagai penggantinya, pihaknya tidak tahu. Begitupun Prof Samsul tidak membantah pihaknya telah memberikan restu secara resmi kepada Prof Dr Muchlisin, pada Februari 2022 lalu. "Mekanismenya memang begitu, tidak mungkin merestui sekaligus dua sosok figur berlaga di "kandang" yang sama untuk jabatan yang sama pula," sebutnya.
Prof Marwan Rektor USK yang baru dilantik kepada IGN membenarkan kalau Prof Muchlisin, jauh-jauh hari sudah memiliki bekal restu dari institusi pendidikan tingginya.
Terkait karbitan putra mahkota di lingkungan UTU, Indonesia Global.Net gagal melakukan konfirmasi dengan Prof Jasman, hingga berita ini dikirim ke redaksi.
Rektor Unimal Lhokseumawe Prof Herman yang dihubungi Indonesia Global secara terpisah, menjelang Jumat dini hari membenarkan telah memberikan ruang dan kesempatan kepada dua Staff akademisinya untuk bertarung secara elegant di UTU meulaboh.
"Benar bang, mudah-mudahan sukses di sana", sebutnya singkat.
Rektor Unsam Dr Hamdani, ST juga sudah merestui Staff Pengajarnya untuk ikut bertarung memperebutkan Jabatan Rektor UTU di Meulaboh.
Berdasar data dukungan persetuan para masing-masing rektor kepada jajaran staffnya dalam memperbut jabatan ini, Dr Ishak saja yang belum memperoleh izin resmi daripada atasannya
Sementara salah seorang anggota Senat UTU di Meulaboh berterus terang, pihaknya sudah diarahkan dan solid untuk memilih DR Ishak putra Barsela untuk menggantikan Prof Jasman Ma'aruf.
Prof Smilling face ini tidak banyak komentar ini tentang adanya upaya penghadangan pihak UTU bersama senatnya itu berkaitan pengkarbitan putra mahkota itu.
Muchlisin hanya mengatakan, niat maju sebagai orang nomor satu pada jajaran lembaga tinggi UTU untuk mengabdi sekaligus ingin memajukan dunia pendidikan di negeri kelahirannya. Tentu semua pilihan pimpinan atas izin serta komitmen atasan di USK dengan pihaknya.
Pihaknya mengaku loyal dan taat azas arahan pimpinan di Universitas. Menyingung soal kemungkinan terjadi komplik interent antar universitas, semua diserahkan pada keptusan universitas
"Lazimnya di lingkungan USK semua perencanaan dan penugasan seseorang akademisi ke luar selalu dibahas dan digodok secara lebih dahulu. Bukan sembarangan," tandas Muchlisin mengakhiri pembicaraannya.(HR-RI_EDI.S)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar