
Nasional_Harian-RI.com
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro
Berbagai Pilihan Obat dan Perawatan untuk Sakit Ginjal
Pada umumnya obat dan perawatan untuk sakit ginjal dilakukan berdasarkan penyebab dan jenis penyakitnya. Perlu diingat bahwa beberapa penyakit ginjal dapat disembuhkan, tetapi ada pula yang tidak bisa sembuh total. Walaupun demikian, pengobatan penyakit ginjal dilakukan untuk meringankan gejala.
Pilihan obat dan perawatan sakit ginjal
gejala awal sakit ginjal
Penyakit ginjal sering disebut sebagai silent killer karena mengurangi fungsi organ berbentuk kacang ini secara perlahan. Bahkan, gejala sakit ginjal yang cukup parah tidak jarang baru muncul ketika akan memasuki stadium akhir.
Maka dari itu, semakin cepat pasien penyakit ginjal diberikan obat dan menjalani perawatan, semakin besar peluang mereka untuk sembuh. Berikut ini ada cara yang dapat digunakan dalam mengobati penyakit ginjal.
1. Obat sakit ginjal yang diberikan dokter
Pada saat dokter mengobati sakit ginjal, mereka akan mulai dari mengatasi penyebab yang mendasarinya. Salah satu cara untuk mengatasi sakit ginjal adalah memberikan pasien beberapa obat, yaitu:
a. Obat pengendali tekanan darah
efek obat pada ginjal
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyebab penyakit ginjal. Kebanyakan orang yang mengalami hipertensi membutuhkan obat agar tekanan darah mereka turun. Obat untuk mengendalikan tekanan darah ini ternyata juga bisa digunakan untuk mengatasi sakit ginjal dan memperlambat tingkat keparahannya.
Hal ini dikarenakan tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah, jantung, dan ginjal. Apabila dibiarkan terlalu lama, Anda mungkin akan membutuhkan transplantasi ginjal atau dialisis lebih awal.
Ada dua jenis obat penurun tekanan darah yang juga digunakan untuk mengobati sakit ginjal. Pertama, obat ACE Inhibitor yang membantu memperbesar pembuluh darah agar tekanan darah berkurang.
Selain itu, obat ARBs juga digunakan untuk mengobati penyakit ginjal. Obat yang membutuhkan resep dokter ini menyebabkan otot di sekitar pembuluh darah berkontraksi dan membuatnya menjadi lebih kecil. Kemudian, ARBs akan melindungi pembuluh darah dari efek angiotensin II agar tekanan darah dapat terkendali.
b. Diuretik
Selain obat penurun tekanan darah, diuretik pun juga digunakan oleh dokter untuk mengatasi sakit ginjal. Apabila ginjal rusak, produksi urine pun terganggu dan menyebabkan cairan dan limbah beracun menumpuk di tubuh. Akibatnya, pergelangan kaki membengkak dan Anda mungkin kesulitan bernapas.
Oleh sebab itu, diuretik digunakan untuk merangsang ginjal menghasilkan lebih banyak urine. Obat diuretik yang paling sering digunakan adalah Furosemide dan menyebabkan frekuensi pergi ke toilet lebih sering.
Normalnya, dokter spesialis ginjal mungkin akan menganjurkan Anda untuk tidak minum air telalu banyak ketika mengonsumsi diuretik. Pasalnya, cairan yang terlalu banyak membuat obat kurang efektif, sehingga Anda perlu menambah dosis obat.
c. Injeksi EPO
Injeksi vaksin hepatitis C
EPO atau eritropoetin merupakan hormon yang dihasilkan oleh ginjal yang sehat untuk merangsang sumsum tulang dalam memproduksi sel darah merah. Namun, ginjal tidak dapat menghasilkan EPO yang cukup ketika mengalami gangguan.
EPO yang rendah dapat menyebabkan anemia dan membuat tubuh mudah lelah, kedinginan, dan tidak sehat. Oleh sebab itu, ada kalanya dokter meresepkan Anda injeksi EPO sebagai cara untuk mengobati penyakit ginjal. Kabar baiknya, injeksi ini dapat dilakukan sendirian setelah diajari bagaimana cara melakukannya.
Pemberian obat-obatan di atas biasanya dilakukan agar tubuh tetap sehat ketika menghadapi penyakit ginjal. Sementara itu, bagi Anda yang telah memasuki tahap pertengahan sakit ginjal kronis, pengobatan dilakukan untuk mengurangi risiko komplikasi.
2. Dialisis
Selain obat yang diresepkan oleh dokter, metode dialisis akan digunakan untuk mengatasi sakit ginjal ketika sudah memasuki stadium akhir. Pasalnya, stadium akhir dari penyakit ginjal menyebabkan tubuh tidak mampu membuang limbah dan cairan berlebih dari tubuh.
Dilansir dari Kidney Health Australia, metode yang menggunakan alat ini perlu dilakukan selama sisa hidup Anda atau setidaknya sampai mendapatkan donor ginjal. Jika tidak berhasil, dialisis akan diulang kembali.
Jenis dialisis pun beragam, ada beberapa yang dapat dilakukan di rumah (dialisis peritoneal). Namun, tidak sedikit pula yang dapat dilaksanakan di kedua tempat, baik di rumah maupun rumah sakit (hemodialisis).
3. Transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal adalah prosedur yang menggantikan ginjal yang rusak dengan yang sehat dari tubuh orang lain. Ginjal baru dan sehat ini biasanya berasal dari orang yang masih hidup atau baru saja meninggal.
Operasi pemindahan ginjal ini tidak mudah dilakukan karena umumnya memiliki daftar tunggu yang cukup panjang berdasarkan prioritas kondisi pasien. Setelah transplantasi ginjal dilakukan, pasien akan tetap menjalani perawatan pasca operasi, seperti konsumsi obat agar sakit ginjal tidak semakin parah.
4. Terapi konservatif
puasa untuk pasien ginjal
Bagi Anda yang telah memasuki tahap akhir dari penyakit ginjal dan tidak ingin melakukan transplantasi ginjal dan dialisis, terapi konservatif adalah jalan terakhir. Terapi konservatif adalah perawatan penyakit ginjal yang berfokus meningkatkan kualitas hidup dengan berusaha mengendalikan gejala yang dialami.
Umumnya, metode perawatan ini sering dipilih oleh lansia dan memiliki masalah kesehatan seperti demensia. Berikut ini beberapa hal yang dilakukan oleh tim dokter dalam membantu merencanakan perawatan:
Pemberian obat untuk meringankan gejala akibat sakit ginjal
Perubahan pola makan
Membantu mengelola penyakit lain yang disebabkan penyakit ginjal
Bagaimana dengan obat herbal alami untuk sakit ginjal?
Beberapa dari Anda mungkin mempertimbangkan untuk memakai obat tradisional untuk membantu mengatasi sakit ginjal. Namun, perlu diketahui bahwa Anda harus berhati-hati dengan obat dan suplemen herbal.
Pemakaian beberapa obat tradisional dan herbal tidak direkomendasikan untuk pasien sakit ginjal. Pasalnya, suplemen herbal berisiko menimbulkan kerusakan pada ginjal hingga memperburuk kondisi Anda saat ini. Akibatnya, ginjal tidak dapat membersihkan cairan dan limbah berlebih dari tubuh.
Selain itu, beberapa bahan herbal mengandung zat aktif seperti steroid yang justru dapat merusak ginjal.
Walaupun obat alami tersebut terlihat ampuh pada beberapa orang, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mencobanya. Hal ini dikarenakan tidak semua orang mendapatkan efek yang sama dari obat herbal.
Pilihan obat dan perawatan untuk mengatasi sakit ginjal sebaiknya didiskusikan dengan dokter sebelum memulainya sendiri. Setiap orang memiliki jenis penyakit ginjal yang berbeda dengan pengobatan yang beragam, sehingga diperlukan diagnosis lebih lanjut agar penanganannya lebih tepat.
Selain Menambah Aroma Masakan, Daun Seledri Punya Manfaat untuk Ginjal
Foto Penulisbadge
Ditulis oleh Shylma Na'imah Diperbarui Nov 16, 2020 Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro
Selain Menambah Aroma Masakan, Daun Seledri Punya Manfaat untuk Ginjal
Seledri adalah salah satu jenis sayur yang sering dijumpai di berbagai makanan, dari bakso hingga dijadikan jus. Daun berwarna hijau ini ternyata dipercaya memiliki segudang khasiat yang baik untuk kesehatan, termasuk organ ginjal. Apa saja manfaat daun seledri untuk ginjal?
Manfaat daun seledri untuk kesehatan ginjal
manfaat daun seledri
Daun seledri atau Apium graveolens adalah jenis sayuran yang berasal dari Mediterania dan Timur Tengah. Sejak berabad-abad yang lalu, daun seledri sudah terkenal akan manfaatnya untuk kesehatan, seperti asam urat, pereda nyeri, hingga sakit ginjal.
Bagaimana tidak, daun seledri mengandung berbagai macam zat dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh. Beberapa di antaranya adalah antioksidan, vitamin C, zat besi, hingga asam folat.
Tidak hanya itu, nilai gizi yang ada di daun seledri juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan ginjal. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa Anda temukan di daun seledri untuk ginjal Anda.
1. Mengoptimalkan fungsi ginjal
Daun seledri sudah dikenal sejak lama sebagai sumber antioksidan yang mudah didapatkan. Antioksidan adalah senyawa yang diperlukan untuk melindungi tubuh dari pengaruh radikal bebas. Bahkan, zat ini juga diyakini membantu mencegah penyakit ginjal.
Pernyataan tersebut dibuktikan lewat penelitian dari The New England Journal of Medicine. Para peneliti dari University of Alabama ini mencoba melihat bagaimana pengaruh antioksidan terhadap kerja ginjal.
Penelitian ini diikuti oleh 227 orang dewasa yang mengidap penyakit ginjal kronis. Mereka kemudian diminta untuk menerima plasebo (obat kosong) dan metil bardoxolone methyl pada dosis yang sudah ditentukan selama 24-52 minggu.
Hasilnya, pemberian bardoxolone methyl yang mengandung antioksidan ini meningkatkan fungsi ginjal sebanyak 30%. Meski begitu, para ahli masih ingin meneliti apakah hal ini bisa menjadi metode pengobatan ginjal kronis.
Oleh sebab itu, kandungan antioksidan yang ada di seledri dipercaya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ginjal.
2. Membantu mengendalikan tekanan darah
Tidak hanya meningkatkan fungsi ginjal, manfaat daun seledri lainnya adalah membantu mengendalikan tekanan darah yang tentu baik untuk kesehatan ginjal.
Begini, hipertensi dan penyakit ginjal memiliki kaitan yang sangat erat. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah pada pembuluh darah melebihi batas wajar. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, terutama penyumbatan pada pembuluh darah.
Jika tekanan darah terlalu tinggi, pembuluh darah pada ginjal pun bisa mengalami kerusakan. Akibatnya, organ berbentuk kacang ini mungkin tidak dapat bekerja dengan optimal, sehingga kesulitan membuat limbah dan cairan berlebih dari tubuh.
Kandungan ekstrak fitokimia (phtalide) di dalam seledri dapat membantu melemaskan jaringan dinding arteri. Dengan begitu, aliran darah pun menjadi lebih lancar dan mengurangi tekanan darah Anda.
Selain itu, menjaga kesehatan ginjal juga perlu diiringi dengan pola makan baik termasuk diet gagal ginjal, seperti membatasi makanan yang tinggi kalium. Anda bisa sesekali mengganti sayuran tinggi kalium, seperti brokoli dan bayam, dengan daun seledri.
Kandungan garam pada batang seledri termasuk rendah, sehingga bisa Anda konsumsi ketika ingin menjalani diet rendah kalium dan garam.
3. Mengandung flavonoid yang baik untuk ginjal
Kandungan lain yang terdapat di daun seledri adalah flavonoid, yaitu zat yang sering dijumpai di sayur-sayuran, termasuk seledri.
Manfaat flavonoid di dalam daun seledri untuk ginjal adalah membantu meningkatkan fungsi ginjal secara keseluruhan. Temuan ini telah dikaji dalam penelitian dari Frontiers in Physiology.
Studi tersebut menunjukkan bahwa flavonoid membantu melindungi ginjal dari berbagai agen nefrotoksik. Di kutip dari tips Sehat.(HR-RI_JUJUR SITANGGANG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar