Banda Aceh_Harian-RI.com-
Sekda Aceh, dr. Taqwallah, M.Kes., saat menyerahkan SK dan SPK kepada Muzarifah yang merupakan salah satu guru tunanetra, di Anjong Mon Mata, Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (16/5/2022).
Perjuangan dan pengabdian Muzarifah tak sia-sia. Setelah mengabdi selama 8 tahun sebagai tenaga guru untuk pelajar tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Banda Aceh, perempuan kelahiran 1996 itu akhirnya mendapatkan kepastian: ia diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (P3K) pada Pemerintahan Aceh.
Biodata Pribadi :
Nama : Zulkhairi, S.Pd
Tempat/Tgl Lahir : Desa Ie Dingen, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan/19 November 1975.
Pendidikan :
1.SDLB Negeri Susoh, ABDYA, lulus tahun 1992;
2.SMPLB YPAC Aceh, lulus tahun 1993;
3.SMALB YPAC Aceh, lulus tahun 1999;
4.Universitas Serambi Mekkah Jurusan Matematika Banda Aceh, lulus tahun 2008;
5.Universitas Negeri Padang Jurusan Pendidikan Luar Biasa, lulus tahun 2006.
Pengalaman dan Prestasi Atlet Catur :
1.Master Prestasi Tahun 2004 di Jawa Barat;
2.Master Nasional Tahun 2011 di Palembang;
3.Master Fice Tahun 2016 di Jakarta Pusat.
4.Master Fice Open Malaysia 2009;
5.Master Fice Open Malaysia 2010;
6.Master Fice Open Malaysia 2016
“Alhamdulillah sangat senang bisa menjadi ASN P3K,” kata Muzarifah usai mengambil langsung Surat Keputusan (SK) P3K dari Sekda Aceh, di Anjong Mon Mata Pendopo Gubernur Aceh, Senin 16 Mei 2022.
“Mendapatkan kesempatan seperti ini bukan hal mudah, apalagi bagi saya yang penuh keterbatasan. Banyak perjuangan yang harus dilewati,” kata Muzarifah, alumnus pendidikan luar biasa di Kampus Universitas Islam Nusantara, Bandung Jawa Barat.
Muzarifah adalah salah seorang guru SLB/SMK/SMA dari total 2.318 di seluruh Aceh, yang mendapatkan Surat Keputusan menjadi Pegawai P3K.
Muzarifah merupakan guru berkebutuhan khsusus dengan kondisi cacat mata atau tunanetra. Ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengabdi sebagai ASN. Ia berharap mereka dari kalangan berkebutuhan khusus bisa mendapatkan kesempatan yang sama, baik dalam hal pendidikan maupun peluang kerja.
Nurlaina, salah satu guru yang juga mengajar murid berkebutuhan khusus di SDLB Kota Jantho Aceh Besar. Sehari-hari, perempuan kelahiran Bireuen,13 Agustus 1970, itu pergi mengajar dengan angkutan umum dari Lubok Aceh Besar.
Sudah 14 tahun ia mengabdi sebagai guru kontrak non grid. “Dari pertama mengabdi saya melakukannya dengan ikhlas,” kata Nurlaina.
Sempat diminta Berhenti OlehKeluarga mengajar. Namun ia tak sampai hati meninggalkan murid-murid yang saban hari ia dampingi. “Saya melihat anak itu mengences, tidak bisa berjalan, saya sedih. Karena itu saya tetap mengajar dan mendampingi mereka sambil berdoa.”
Nurlaina yakin, keikhlasan dan rasa kasih sayang kepada anak-anak berkebutuhan khusus membuat jalan rezeki bagi dirinya terbuka. “Allah menunjukkan jalan. Alhamdulillah terima kasih kepada pemerintah Aceh yang telah memberikan kesempatan kepada saya menjadi Pegawai P3K,” kata Nurlaina.
Zuhrawati Spd Sudah 16 Tahun Mengapdi Dari Sekolah Yvac Sekarang Sudah lebih Kurang 3tahun Mengabdi Di Sekolah SLB Negri Pembina Provinsi Aceh. Zuhra Wati Kelahiran 1974.Bate LinTeeung Aceh Besar.Simpang Tiga.
S1 Ke 2 Pendidikan Khusus jebolan Unipersita Indonesi (UPI).Bandung. Beliau Juga Menuturkan Suka Duka Ketika Pergi Kesekolah Selalu Didampingi Suami Setia Kerna Beliau Tidak Bisa Mengederai Sepeda Motor.
Walaupun ada Kecekcokan ketika Hendak Pergi Kesekolah Tapi Tetap Tapat Waktu Sampai Sekolah Satuketika Suami Miminta Berhenti i Mengajar Waktu Itu Buk Zuhra Tetap Bertahan Untuk Mengapdi Pada Anak Kebutuhan Kusus Nusa bangsa. Terima Honor Walaupun Hanya Cukup Membeli (Sabun).
Pertama Kali Mengajar Walaupun Hanya Cukup Membeli Sabun Honornya Buk Zuhra tetap Semangat dan Iklas Sebab Dimata Buk Zuhra Manusia Itu Sama Di sisi Sang Pen Cipta Mereka Juga Ingin Dilahirkan Sempurna Tap. (HR-RI.Rafli)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar