PASURUAN_Harian-RI.com-
Guna menghadapi masalah ketenagakerjaan saat ini, pemerintah memprioritaskan terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan vokasi, baik upskilling maupun reskilling sehingga dapat meningkatkan kemampuan keterampilan.
“Di era sekarang ini pelatihan berbasis kompetensi sangatlah penting dalam menghadapi dunia kerja, karena pasar kerja sekarang yang dibutuhkan adalah kompetensi. Selain itu secara umum permasalahan ketenagakerjaan tidak seimbangya antara suplly dan demand, juga produktivitas tenaga kerja yang relatif masih rendah, kerena rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki dan kurangnya keterampilan,” ujar Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Disnakertrans Jatim, Sunarya, mewakili Kadisnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo, saat membuka pelatihan di BLK Pasuruan, Rabu (18/5/2022).
Lebih lanjut dikatakannya, pasar kerja saat ini sangat kompetitif, sehingga dengan upskiling atau reskiling dapat berkompetisi untuk memasuki dunia kerja, karena ending tujuan dari pelatihan ini adalah dapat bekerja baik disektor formal maupun informal, apalagi ditambah kondisi paska pandemi ini menambah sektor tenaga kerja dampaknya sangat dirasakan luar biasa.
Sebagai informasi, UPT Balai Latihan Kerja Pasuruan merupakan unit pelaksana teknis bidang pelatihan yang melaksanakan vocational training untuk menjawab tantangan saat ini.
Melalui program link and match antara dunia pelatihan dengan kebutuhan industri, hal ini untuk memastikan agar kompetensi yang dimiliki SDM Jawa Timur sudah sesuai dengan kebutuhan industri berbasis teknologi digital.
“Hal ini seperti halnya revolusi industri 4.0, dan pada era revolusi industri 4,0 ini kita juga harus pinter-pinter karena juga banyak pekerjaan yang akan hilang, tapi juga akan tumbuh pekerjaan-pekerjaan baru,” terangnya.
Kepala UPT Balai Latihan Kerja, Setijo Budi, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kerja bagi pencari kerja agar memiliki Pengetahuan keterampilan Kerja, dan sikap (atitude) sesuai kebutuhan pasar kerja, sehingga dapat terserap di dunia industri maupun berwirausaha.
Adapun kurikulum pelatihan berbasis kompetensi sesuai SKKNI yang dilaksanakan selama 140, 260 dan 340 Jam Pelatihan yang terdiri 25 % Teori dan 75 % Praktek, pada akhir pelatihan akan dievaluasi dan diberikan sertifikat bagi yang selesai mengikuti pelatihan dan dinyatakan kompeten baik kompeten pelatihan maupun kompeten bidang teknis.
Sedangkan narasumber/instruktur yang melatih adalah Instruktur UPT Balai Latihan Kerja Pasuruan sesuai dengan sub. Kejuruan masing-masing, TNI untuk materi Fisik Mental dan Disiplin, Bahaya Narkoba dari Kepolisian. dan dari dunia Industri.(HR-RI Reva Marliana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar