Jakarta_Harian-RI.com
Kinerja pemerintah saat ini dinilai semakin terpuruk, karena para menterinya sibuk kampanye atau melakukan kerja kerja politik menjelang Pemilu 2024.
Semestinya sebagai pembantu Presiden, kemampuan teknis seorang menteri dibutuhkan untuk mengatasi kompleksitas krisis berlarut larut saat ini, bukan sibuk mempersiapkan pertarungan politik berikutnya.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Partai Koalisi Rakyat Indonesia (PKRI) Prof Dr KH Sutan Nasomal dalam diskusi politik bertajuk kasak kusuk politik aji mumpung 2024, bagaimana sikap Presiden yang digelar secara daring dikantor DPP PKRI Dibilangan Komplek Kompasus pusat daerah Cijantung Jakarta 5 juni 2022 siang, bersama harian-ri.com.
Prof Dr KH Sutan Nasomal S.Pdi SH MH menerangkan "Seseorang yang seharusnya menjadi pembantu Presiden menggunakan seluruh resources yang ada dalam departemennya untuk membantu Presiden menjalankan tugas tugasnya justru melakukan kerja kerja politik diluar itu"kata Prof Dr KH Sutan Nasomal.
Menurut Prof Dr KH Sutan Nasomal, manuver politik dari para menteri ini dalam rangka sosialisasi pencapresan atau berupaya membentuk koalisi baru menimbulkan persoalan moral dan etika, serta kontradiksi kompleksitas sistem presidentil.
Prof Dr KH Sutan Nasomal berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak membiarkan kondisi tersebut hanya melihat saja para menterinya menggunakan jabatannya untuk melakukan kerja kerja politik atau berkampanye secara terselibung.
"Presiden harus mampu mempasilitasi semua tujuan besarnya ditengah kompleksitas masalah sekarang, sehingga dapat meninggalkan legacy yang baik saat mengakhiri jabatannya"pungkas Prof Dr KH Sutan Nasomal.(HR-RI_STN/Redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar