Purba Tua_Harian-RI.com
Warga penerima BLT saat pencairan tahap I di Kantor Desa selamat kecamatan purbatua kabupaten Tapanuli Utara, belum lama ini, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 seperti menimbulkan persoalan di level masyarakat bawah.
Pasalnya, pembagian BLT tersebut diklaim sebagian warga yang merasa ikut terdampak pandemi Covid-19 realisasinya tidak merata di masyarakat yang seharusnya turut menerima bantuan lantaran kondisi ekonominya tidak mampu.
Dengan adanya bantuan yang diserahkan pemkab serta desa, dianggap beberapa warga tidak merata pembagiannya sehingga menimbulkan keluhan.
Ernita tettimai Boru juntak (35) salah satu janda warga desa selamat mengungkapkan pembagian bantuan pemerintah seperti BLT tahun ini dinilai tidak merata di kalangan warga yang memang terdampak Covid-19 dan benar_benar miskin
“Saya sendiri korban dari kebijakan kepala desa yang saya anggap kurang bijaksana,kurang memahami aturan dalam pembagian bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk masyarakatnya,Karna tak merata kepada saya sendiri warganya yang saat ini saya tinggal numpang diRumah orangtua saya keluhnya dan ekonomi saya susah,Karna saya harus memperjuangkan dua anak saya sendiri,keluhnya kepada awak media ini, seharusnya kami dapat bantuan," kata janda 2 anak ini mengeluh.
Menurutnya, bantuan yang diberikan pemerintah desa selamat kepada warga kades yg bernama Rudi Pasaribu diduga tidak cermat,kurang memihak kepada masyarakat susah,diduga orang2 dekatnya yg dibagi tanpa melihat status sosial ekonominya,Karna saya menemukan ada warga yg mampu yg didesa ini sebagai TOKE,agen besar yg dapat BLT,padahal saya masyarakat kecil merupakan penduduk desa selamat Kabupaten Tapanuli Utara,KTP dan KK saya pak,tutur ibu dua anak ini kepada awak media ini sambil menangis,saya tidak mendapat bantuan BLT,dengan alasan mereka ketika saya mendatangi kantor desa,kades Rudi Pasaribu dan Bendahara desa Parulian Sitompul mengatakan saya tidak tinggal didesa selamat,saya jarang kelihatan didesa,untuk menuntut hak ibu Ernita Boru juntak,ibuv ini menemui camat purbatua dengan menunjukkan identitas dan KK ,camat berpesan; identitas ibu lengkap,coba ibu kekantor desa,tunjukkan identitas ibu,saya lht data ibu lngkp,bilang saya yg suruh ungkap pak camat kepada ibu ini,tetapi sampai dikantor desa,bukan pelayanan byg prima yg diterima ibu Ernita tetapi perdebatan yg diterima,salah satu kaurr keuangan yg bethadil ditemuin dikantor
Diakuinya dengan wabah Covid-19 ini kesulitan perkonomian seluruh masyarakat cukup merasakan dampaknya baik warga kurang mampu maupun yang mampu. Untuk itu, pihaknya berharap bantuan-bantuan terdampak Covid-19 ini bisa disalurkan secara merata untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan. “Agar tidak ada kecemburuan sesama di masyarakat,” ungkapnya.
Ia berharap, data lama yang dipakai setiap bantuan yang akan dikucurkan dari pemerintahan pusat maupun daerah akan terus menjadi polemik di tengah masyarakat. Itu dikarenakan data lama tersebut tidak bisa relevan dengan kondisi sekarang.
Demi pemberitaan berimbang awak media mencoba menghubungi melalui WhatsApp Kepala Desa selamat namun hp gak diangkat,wa tidak dijawab hingga berita ini diterbitkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar