Tapanuli Utara_Harian-RI.com
Warga penerima BLT saat pencairan tahap I di Kantor Desa selamat kecamatan purbatua kabupaten Tapanuli Utara, belum lama ini, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 seperti menimbulkan persoalan di level masyarakat bawah.
Pasalnya, pembagian BLT tersebut diklaim sebagian warga yang merasa ikut terdampak pandemi Covid-19 realisasinya tidak merata di masyarakat yang seharusnya turut menerima bantuan lantaran kondisi ekonominya tidak mampu.
Dengan adanya bantuan yang diserahkan pemerintahan desa, dianggap beberapa warga tidak merata pembagiannya sehingga menimbulkan keluhan.
Ernita tettimai Boru juntak (45) salah satu janda beranak dua warga desa selamat menceritakan kepada awak media ini pembagian bantuan pemerintah seperti BLT tahun ini dinilai tidak merata di kalangan warga yang memang terdampak Covid-19 dan benar_benar miskin
“Saya sendiri korban dari kebijakan kepala desa yang saya anggap kurang bijaksana,dengan alasan kades dan para perangkat desa, Ernita Boru Simanjuntak jarang tinggal didesa, sementara ktp dan KK saya masyarakat desa selamat, saat ini saya tinggal numpang diRumah orangtua saya keluhnya dan saya jarang didesa karena saya harus mengurus dua anak saya bersekolah diluar kota dan dagangan saya pun saya Tutup apabila saya harus keluar kota melihat anak saya,keluhnya sambil sedih, ekonomi saya susah,Karna saya harus memperjuangkan dua anak saya sendiri,keluhnya kepada awak media ini, seharusnya saya dapat bantuan yang tahun lalu saya mendapat BLT, kata janda 2 anak ini mengeluh.
Ernita janda 2 anak ini menceritakan kepada awak media ini, bantuan yang diberikan pemerintah desa selamat kepada warga, kades yg bernama Rudi Pasaribu diduga tidak cermat,kurang memihak kepada masyarakat miskin,diduga orang2 mampu yg dibagi tanpa melihat status sosial ekonominya,Karna saya menemukan ada warga yg mampu yg didesa ini sebagai TOKE (tokekaret,toke pining,toke coklat) yg dapat BLT,padahal saya masyarakat kecil merupakan penduduk desa selamat sesuai KTP& KK saya,tutur ibu dua anak ini kepada awak media ini sambil menangis,saya tidak mendapat bantuan BLT,dengan alasan yg tidak masuk akal, ketika saya mendatangi kantor desa,kades selamat' betna; Rudi Pasaribu dan Bendahara desa Parulian Sitompul mengatakan saya tidak tinggal didesa selamat,saya jarang kelihatan didesa,untuk menuntut hak ibu Ernita Boru juntak,ibu ini menemui camat purbatua dengan menunjukkan KTP sebagai identitas dan KK ,setelah camat purbatua melihat, camat berpesan; identitas ibu lengkap,coba ibu kekantor desa,tunjukkan identitas ibu,saya lihat data ibu lengkap, ungkap pak camat purba tua kepada ibu ini,tetapi sampai dikantor desa,bukan pelayanan yg prima yg diterima ibu janda ini, tetapi perdebatan yg diterima,salah satu kaur keuangan Parulian sitompuL yang berhasil ditemuin dikantor,hasil percakapan mereka dgn oknum kaur keuangan tetap menyimpulkan bahwa Ernita tidak tinggal didesa,disisi lain demi mencari pengembangan cdan perimbangan berita,awak media mengkonfirmasi via telepon warga desa selamat yg dituahkan diminta namanya dirahasiakan menjelaskan benar tahun dulu dia(Ernita )dapat tetapi saya heran kenapa tahun ini dia gak dapat justru orang2 yang kaya dan mampu yg dapat, seperti;SS,NS,HS,dimohon kepada Bapak Bupati Tapanuli Utara cq Kadis pemberdayaan desa dan ispektorat dapat meninjau ulang pendataan yang berkeadilan sesuai amanat Undang2 yang dapat membuat konflik ditengah2 masyarakat dan demi kesejahteraan masyarakat.(HR-RI_JUJUR SITANGGANG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar