Penikmat Tembakau Lokal Kampung Akul, Di Nilai Sudah Menjadi Primadona Ekonomi Masyarakat
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    Penikmat Tembakau Lokal Kampung Akul, Di Nilai Sudah Menjadi Primadona Ekonomi Masyarakat

    Dimas ( Redaksi )
    3 Juni 2022, 6/03/2022 02:13:00 PM WIB Last Updated 2022-06-03T07:13:39Z

    Gayo Lues_harian-ri.com
    Warga masyarakat Dasa Akul  Sangat menyakini tanaman  Tembakau Lokal Sudah Menjadi Primadona Ekonomi Bagi Masyarakat Kampung Akul Kecamatan Belang Jeranggo Kabupaten Gayo Lues. Jum,at.03/06/22

     Tembakau Yang di proritaskan warga Kampung Akul itu. Dapat di Jadikan bahan untuk segala jenis rokok termasuk rokok konvensional, rokok elektronik, dan bagi yang penikmat Rokok Tembakau lokal Desa Akul itu di nilai sudah menjadi sumber Ekonomi masyarakat.Aktivitas ini tidak hanya mengancam kesehatan diri sendiri, tetapi juga kesehatan keluarga, teman dan orang sekitar, namun selama beberapa abad menurut masyarakat awalnya memandang tembakau sebagai "obat dari Tuhan" yang dapat menyelamatkan nyawa sampai mendapat julukan 'ilalang mematikan', selama berabad-abad merokok dianggap sebagai kebiasaan sehat sehingga tanaman tembakau, Nicotiana, mendapat julukan 'tanaman suci' dan 'obat dari Tuhan' pada abad ke-16.
    Bahkan, seorang peneliti medis asal Belanda bernama Gilles Everaerts meyakini bahwa sedemikian tingginya manfaat tembakau, sebagian dokter akan menganggur. "Asapnya merupakan penawar semua racun dan penyakit-penyakit menular," tulis Everaerts dalam buku terbitan 1587 berjudul Panacea; or the Universal Medicine, being a Discovery of the Wonderful Virtues of Tobacco taken in a Pipe. Dengan kata lain, Everaerts menganggap tembakau adalah obat dari semua penyakit yang bisa digunakan dengan membakar dan mengisapnya melalui pipa.



    H. Ahmad, Kepala Kampung Akul Menerangkan. Menurutnya. Ditengah beraneka ragam pemikiran dan antitesa terhadap tembakau Petani tembakau di Kampung Akul Sudah menjadikan. "komoditi Tanaman Tembakau Saat ini sudah menjadi sektor andalan bagi perekonomian keluarga selama beberapa dasawarsa terakhir hingga saat ini. Terangnya H. Ahmad.

    Pun Demikian. Tambahnya H. Ahmad. Bahwa Tembakau yang dibudidayakan oleh masyarakat di Kampung nya itu adalah primadona ekonomi bagi masyarakat, karena dari 347 kepala keluarga di kampung yang dipimpinnya ini terdapat 90 % kepala keluarga  (KK) yang fokus membudidayakan tembakau dengan jumlah luasan tanam yang bervariasi dengan rata – rata luasan 0,5 ha per KK ditanami tembakau, Tambahnya Kepala Kampung itu.

    Kemudian. Menurut pandangan H. Ahmad yang telah memimpin Kampung Akul ini selama hampir 2 periode sebagai kepala kampung atau kepala desa dirinya juga memiliki profesi primer dalam kesehariannya yaitu sebagai pengepul hasil pertanian masyarakat terutama tembakau, cabai, kemiri dan hasil pertanian lainnya. "Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses berita dan info seputar hasil pertanian dan program kampung/desa lainnya. Cecarnya lagi.

    Selanjutnya. Salah seorang petani tembakau mengatakan Abdul Rahman (40) bahwa saat ini petani tembakau di Kampung Akul masih membudidayakan tembakau secara konvensional, dari pembiakan bibit atau benihnya  hanya bersumber dari kebun rakyat dari musim tanam sebelumnya yang kembangkan secara alami, kemudian Teknik budidaya yang tidak menggunakan pupuk sintesis atau buatan, tidak menggunakan pestisida seperti insectisida, bakterisida, virusida, herbisida, dan jenis agrokimia lainnya, sehingga bisa disimpulkan secara sederhana tembakau yang dihasilkan sangat sedikit sekali terpapar bahan kimia sintesis, Tuturnya.



    "Sedangkan Ketika ditanya berapa modal yang dibutuhkan untuk menanam tembakau dalam setiap hektarnya dengan satu musim tanam selama 6 bulan, Abdul Rahman mengatakan bahwa dana yang dibutuhkan sekitar 10 juta dari awal penyemaian hingga panen, dan dana tersebut sebenarnya sudah termasuk biaya hidup selama menanam tembakau selama periodeisasi musim tanam, Kata Abdul Rahman.
     
    Di waktu yang berbeda. Ridwansyah,SP Kabid perkebunan Dinas pertanian Kabupaten Gayo lues. Juga turut mengunjungi Petani tembakau di Kampung Akul. Menurut Ridwansyah. Bagi masyarakat yang selama ini untuk menanam tembakau dalam hal pendanaan didukung oleh H Ahmad selaku kepala kampung yang mengusahakannya dan kemudian dana tersebut bersifat pinjaman lunak yang harus dikembalikan saat panen. Ujarnya Ridwansyah.

    Untuk saat ini Abdul Rahman pada musim tanam yang lalu Ketika panen berhasil memperoleh  kuantitas daun tembakau yang telah dipanen sebanyak 1.200 kg pada areal yang ditanam seluas 1 hektare dengan harga perkilonya berdasarkan great harga ada 3 level harga.



    Untuk harga daun pertama hingga keempat yang telah dirajang dihargai oleh pengepul Rp 50.000/kg, untuk harga daun  kelima hingga keenam dihargai Rp 80.000/kg, dan untuk level harga ketiga yaitu daun ke tujuh hingga daun terakhir dihargai Rp 120.000 – Rp 130.000,-/kg, jadi dengan harga pasar tembakau tersebut petani tembakau Kampung Akul tetap menganggap primadona menanam tembakau Lokal dan mereka enggan menanam varietas tembakau lain untuk saat ini. 



    Mengenai permasalahan dalam budidaya tanaman Tembakau yang diusahakan Petani Kampung Akul adalah adanya serangan busuk layu pangkal batang pada beberapa areal pertanaman dan saat ini serangan tersebut menjadi ancaman yang dikhawatirkan petani tembakau Kampung Akul, karena dapat menyebabkan kegagalan panen dan berharap ada pihak – pihak yang dapat memberikan solusi untuk hal ini karena sdh beberapa musim tanam ada petani yang gagal panen disebabkan oleh patogen tersebut.

    Ketika kunjungan kerja Pemerintah Daerah Gayo Lues melalui bidang Perkebunan ( Ridwansyah SP ) Dinas Pertanian kepala Bidang Perkebunan yang hadir di lokasi bubidaya Tembakau Kampung Akul ( Ridwansyah, SP ) mendengar keluhan Rahman tentang penyakit busuk pangkal batang tembakau tersebut, dari gejala serangan yang terlihat ( Ridwansyah, SP ) menerangkan kepada para petani bahwa patogen atau penyebab penyakit tersebut termasuk dalam golongan penyakit yang disebabkan oleh bakteri karena pada pangkal batang tersebut terdapat masa bekteri, dan ( Ridwansyah SP )akan menfollow up temuan tersebut kepada bagian proteksi tanaman - tanaman, pungkas nya ( HR-RI Rauf Ariga)
    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Penikmat Tembakau Lokal Kampung Akul, Di Nilai Sudah Menjadi Primadona Ekonomi Masyarakat

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer