Aceh Timur._Harian-Ri.com
Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny H, kembali melontarkan kritik tajamnya soal praktek kotor penggerogotan dana desa di Aceh, setelah sehari sebelumnya mengkritik soal rencana Bimtek aparat desa dari Aceh Timur di sebuah hotel mewah di Medan, yang kabarnya bakal digelar mulai Minggu 3 Juli 2022.
Ronny sangat menyayangkan dana desa yang digelontorkan pemerintah pusat yang merupakan salah satu program unggulan Presiden Joko Widodo untuk membangun desa di Aceh itu, justru diduga jadi lahan empuk sejumlah oknum petinggi di Aceh, khususnya Aceh Timur.
" Percuma Presiden Jokowi kirimkan triliunan dana desa ke Aceh, kalau sampai di sini diduga banyak digerogoti oknum petinggi dengan berbagai modus dan dalih, belum lagi yang terang - terangan dikorupsi aparat desanya," kata Ronny, Minggu 3 Juli 2022.
Dia mengungkapkan terlalu banyak modus dan dalih sejumlah oknum untuk menguras dana desa yang diduga demi memperkaya diri dan orang lain, yang diduga tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan peruntukannya.
" Dana desa yang dikirim Jokowi ke Aceh itu, banyak yang dikuras dengan berbagai modus dan alasan tidak jelas, dan diduga demi memperkaya diri dan orang lain, baik yang dikorupsi maupun diduga melalui program - program titipan orang kuat, mulai dari bimtek serta hal lainnya, yang akhirnya menguras miliaran dana desa setiap tahunnya," ungkap Ketua Forum Pers Independent Indonesia itu.
Menurut Ronny pengurasan dana desa yang diduga dilakukan oleh sejumlah oknum - oknum berkuasa yang berkolaborasi di balik layar di Aceh, khususnya di Aceh Timur, sudah sangat meresahkan dan sangat keterlaluan. Pasalnya dana desa diduga justeru habis terkuras demi kepentingan konspirasi jahat tersebut setiap tahunnya.
" Ini ada konspirasi besar terselubung di Aceh, khususnya Aceh Timur untuk menguras dana desa setiap tahunnya, dengan berbagai dalih dan program titipan, dan anehnya penegak hukum terkesan tutup mata, padahal banyak kalangan dan masyarakat berteriak soal ini," ungkap putera Idi Rayeuk itu.
Dia juga mengungkapkan soal desas - desus yang dihembuskan bahwa diduga ada orang kuat di balik panitia penyelenggara kegiatan yang menghambur - hamburkan miliaran dana desa di Aceh Timur setiap tahunnya itu, sehingga sulit diusut.
" Sudah berapa tahun sejak adanya bimtek di Aceh Timur, kami sering dengar bahwa diduga ada orang berpangkat tinggi di balik panitia acara itu, sehingga seolah - olah mereka kebal hukum dan tidak bisa diganggu -gugat" ungkap Aktivis HAM itu.
Ronny mengaku sangat kesal ketika mendengar informasi bahwa bimtek tahun ini kembali diselenggarakan di Medan, padahal baru saja sebulan lalu diadakan di sebuh hotel mewah di Idi Rayeuk, Aceh Timur.
" Kami sangat kesal, padahal sudah diadakan sekali tahun ini, masak berselang sebulan diadakan lagi di Medan, padahal nasib rakyat miskin dan yatim piatu sangat miris di desa - desa di Aceh Timur ini, tapi aparat desanya malah sibuk menghambur - hamburkan dana desa di luar desa," tegas pengkritik yang dikenal concern pada isu sosial seperti Kemiskinan, Pengangguran, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia.
" Coba lihat itu contohnya seorang lansia tuna netra yang miskin di Madat sana, tidak diperhatikan, kami yang bukan siapa - siapa aja memikirkan bagaimana caranya menolong orang - orang seperti itu, tapi ini aparat desa malah menghambur - hamburkan dana desa tanpa manfaat yang jelas untuk masyarakat," ungkapnya lagi.
Ronny berharap Presiden Jokowi memperhatikan problem penggerogotan dana desa di Aceh ini, khususnya Aceh Timur, karena masyarakat di Aceh sudah kebingungan tak tahu harus mengadu ke mana lagi. Dia juga meminta masyarakat Aceh Timur menghentikan aparat desanya yang ikut bintek ke Medan.
" Kami berharap informasi ini suatu saat bisa sampai ke presiden, dan semuanya bisa diusut tuntas, karena tidak ada lagi yang bisa diandalkan untuk mengusut dan mengungkap ini di Aceh, khususnya di Aceh Timur, karena diduga semua pihak bermain di balik ini semua," pungkas Alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya....(siwah rimba)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar