Aceh Utara_Harian-RI.com
Kegiatan silaturahmi yang digelar oleh pemerintah kota Lhokseumawe dengan sejumlah insan pers (Wartawan) yang bertugas diwilayah Kota Lhokseumawe dan sekitarnya Jum’at (29/07) menuai kontroversi dikalangan wartawan dan pejabat organisasi pers dikota Lhokseumawe.
Pasalnya pertemuan tersebut dinilai pilih kasih, oleh sejumlah wartawan dikota Lhokseumawe, karena wartawan yang di undang dalam kegiatan silaturahmi dengan penjabat Walikota Lhokseumawe tersebut yang hadir hanya segelintir saja.
Informasi terhembus wartawan yang hadir hanya wartawan yang bisa dikondisikan oleh Kabag humas Pemko Lhokseumawe saja.
Karena pihak humas khawatir, jika ulah dan tindakan yang selama ini dilakukan pihaknya selama ini dengan rezim lama dibongkar oleh wartawan dihadapan Pejabat walikota baru dilantik itu.
Undangan silaturrahmi Penjabat Walikota yang ditanda tangani Marzuki selaku Kabag Humas dan dikirim melalui pesan Whatshaap oleh kabag Humas hanya untuk beberapa orang saja, itupun dikirim menjelang acara dimulai pada Jum’at pagi, bahkan terkesan acara pertemuan itu sangat rahasia.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Utara – Lhokseumawe Sayuti Achmad saat dikonfirmasi BERITAMERDEKA mengaku tidak mengetahui kalau undangan yang dikirim kabag humas hanya untuk wartawan tertentu saja.
“Saya memang mendapat undangan hari Kamis (28/07) malam untuk menghadiri acara silaturrahmi tersebut melalui pesan Whatshap, namun saya tidak bisa hadir karena saya masih berada di Singapura bersama keluarga,” kata Sayuti Achmad.
Seharusnya kata Sayuti, kalau memang benar seperti tu, Penjabat Walikota Lhokseumawe harus memberikan kesempatan yang sama terhadap seluruh wartawan yang bertugas dikota Lhokseumawe.
Walikota tidak boleh mengkotak-kotakkan Wartawan satu sama lain. Selama ini kekompakan antar Wartawan dan organisasi Pers di Lhokseumawe - Aceh Utara sudah sangat bagus, jangan sampai kedatangan pak Imran sebagai Walikota yang baru bertugas lebih kurang dua minggu sudah menciptakan suasana tidak baik di kalangan Wartawan, ujar Sayuti Achmad yang ketika dihubungi media mengaku masih berada di Singapura.
Karena itu, kata Ketua PWI, seluruh wartawan yang bertugas di Kota Lhokseumawe itu mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama dalam melakukan pemberitaan dan krikitan (Social control) yang dapat menyajikan pemberitaan yang membangun kota Lhokseumawe.
“Mereka mempunyai hak untuk hadir bertemu dan bersilaturahmi dengan Pejabat Walikota Lhokseumawe, untuk dapat bertatap muka menyampaikan beberapa persoalan serta masukan yang saat ini menjadi masalah di Kota Lhokseumawe, dan itu dapat di sampaikan diluar pemberitaan agar tidak timbul kesan buruk dihadapan publik untuk kota Lhokseumawe,” kata Sayuti Achmad sembari mengaku hingga saat ini dirinya belum pernah kenal dan belum pernah jumpa dengan Walikota Lhokseumawe secara langsung.
Berkaitan itu, Sayuti selaku ketua organisasi Pers terbesar dan tertua di Indonesia itu meminta agar Walikota Lhokseumawe dapat mengklarifikasi persoalan tersebut kepada rekan-rekan media,supaya tidak terkesan Walikota tertutup dan alergi dengan Wartawan.
”Saya pikir pak Wali harus bijak dalam menyingkapi permasalahan di Kota Lhokseumawe, terutama dalam menciptakan hubungan baik dengan Pers dan elemen masyarakat lainnya, apa yang terjadi hari ini seolah-olah Walikota Lhokseumawe sedang berjoget diatas gendang rezim lama,jadi kalau tidak segera di Klarifikasi bola liarnya pasti ke Pak Wali sendiri,”sebut Sayuti Achmad.
Sementara itu,beberapa rekan media cetak dan media online yang bertugas di Lhokseumawe sangat menyayangkan sikap Ego yang di pertontonkan Penjabat Walikota Lhokseumawe Imran terkait pertemuan Silaturrahmi dengan awak media.Kalau lah pertemuan di lakukan dengan kalangan wartawan tertentu kenapa harus dilakukan di aula walikota,kenapa tidak di rumah pribadinya saja.Ini terkesan ada upaya adu domba antara media satu dengan media lainnya,kata salah seorang wartawan media cetak terbitan Medan.....(siwah rimba)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar