Boyolali_Harian-RI.com
Raut bahagia tak bisa disembunyikan dari wajah-wajah warga Desa Giriroto, Boyolali, Kamis (11/8). Ya, mereka tak hanya bisa bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Namun juga mendapat bantuan bibit kelapa genjah, bahkan diajak menanam bersama presiden dan gubernur.
Jokowi dan rombongan tiba di Desa Giriroto sekitar pukul 09.20 WIB. Jokowi langsung menyapa masyarakat yang telah menunggu, sembari membagi kaos. Suasana menjadi riuh karena warga berebut ingin menyapa langsung presiden.
Ganjar yang ikut mendampingi Jokowi pun tak luput dari “serbuan” masyarakat. Mereka berebut ingin bersalaman maupun berfoto dengan Ganjar.
Usai menyapa warga, Jokowi, Ganjar dan rombongan pun langsung menuju lokasi lahan tanam kelapa genjah. Di sana sudah ada para petani yang siap menanam bibit kelapa genjah bantuan Jokowi.
Salah seorang petani warga Giriroto, Ida mengatakan, ada seribu bibit kelapa genjah yang ditanam di acara tersebut. Ida senang dikunjungi dan berdialog dengan Jokowi serta Ganjar.
“Ini bibit kelapa ada seribu, seneng dapet bantuan. Semoga maju dalam ekonominya,” kata Ida.
Hal yang sama juga diungkapkan warga lain, Sari Widadyo. Perasaan senang dan bahagia bertemu Presiden Jokowi dan Gubernur Ganjar Pranowo, makin bertambah dengan adanya bantuan bibit yang diberikan.
“Perasaane nggih remen banget, dikunjungi mawon pun seneng, lebih-lebih ada bantuan kaya gini ya tambah senang warga sekitar sini,” katanya.
Petani berusia 56 tahun itu juga mendapat pesan dari Ganjar terkait bantuan yang diberikan Presiden Jokowi. Widadyo mengatakan, Ganjar berpesan agar nantinya petani bisa memanfaatkan hasil tanaman.
“Ya niku masalah penghasilan penanaman ini mudah-mudahan bisa dimanfaatkan oleh warga sini sekitarnya dan hasilnya bisa menambah perekonomian dan kemajuan di kampung sini,” katanya.
Petani lainnya, Nur Haryanti mengungkapkan, kesempatan hari ini elah lama dinantikannya. Bisa bertemu dan menyapa langsung Presiden Jokowi serta Gubernur Ganjar Pranowo.
“Rasanya seneng banget sama terharu, didatangi orang nomor satu di Indonesia dan orang nomor satu di Jawa Tengah. Bisa bersalaman langsung, Ya Allah sungguh bahagia sekali,” ujarnya.
Nur juga masih tak percaya bisa berfoto bersama orang nomor satu di Jateng. “Deg-degan, bahagia, Pak Ganjar lucu banget humoris dan merakyat banget, Ya Allah, Subhanallah,” tuturnya.
Kegembiraan Nur berlipat-lipat karena bantuan bibit yang diberikan jumlahnya ribuan dan dari berbagai jenis tanaman. Mulai dari kelapa genjah, jagung, cabai, tomat hingga tanaman sayur-sayuran.
“Semoga petani di sini bisa memanfaatkan apa yang dikasih sama pemerintah dan tambah makmur sejahtera dengan dibantu seperti ini,” kata perempuan berusia 37 tahun itu.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas bantuan bibit yang diberikan. Ganjar berharap, bantuan bibit yang diberikan akan membantu pengembangan industri yang sudah ada, salah satunya gula semut.
“Kita harapkan ini menjadi bagian baru untuk mengembangkan industri yang ada di sini. Dukungan pak bupatinya bagus, nanti lanskapnya jadi indah, di sana ada waduk. Nah ini dua tahun sudah berbuah lho,” ujar Ganjar.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengatakan, ada 46 ribu bibit kelapa genjah yang dibagikan dan ditanam di Kabupaten Boyolali. Selain itu, bantuan bibit juga diberikan di Karanganyar sebanyak 44 ribu bibit dan 110 ribu bibit di Sukoharjo.
“Ini baru dimulai dari sini, nanti di provinsi-provinsi yang memang kelapa bisa baik akan kita tanami.
Targetnya kurang lebih 1 juta kelapa genjah. Tapi tidak kelapa saja. Tadi ada jagung dan bibit cabai juga,” kata Jokowi.
Penanaman bibit ini diharapkan menjadi solusi ketahanan pangan di Indonesia. Sebab, kata Jokowi, saat ini terjadi krisis pangan. Sudah 300 juta orang di dunia mengalami kelaparan.
“Di beberapa negara sudah mulai, diperkirakan kalau ini tidak ada solusi bisa masuk ke 800 juta orang akan kekurangan pangan,” papar Jokowi.
Jokowi optimistis Indonesia mampu menghadapi krisis pangan. Dia pun mengajak masyarakat untuk bisa mengoptimalkan keberadaan lahan tak produktif.
“Urusan cabai, urusan ya harusnya rumah tangga-rumah tangga di desa itu bisa nanam itu. Di polybag atau di pekarangannya, sehingga tidak ada yang namanya kita ini kekurangan cabai atau harganya naik drastis,” tandasnya.
Pewarta ; Virly Setiawan S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar