Medan_Harian-RI.com
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) selaku ujung tombak pendidikan vokasi lingkup Kementerian Pertanian, dituntut meningkatkan profesionalisme di antaranya mampu menulis buku yang bermutu standar International Standard Book Number (ISBN) ditandai angka 13 digit, identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk buku yang dikeluarkan oleh penerbit.
Guna membekali dosen Polbangtan Medan hasilkan buku standar ISBN, digelar Workshop Pembuatan Buku bagi Dosen dan Asisten Dosen Polbangtan Medan Tahun Akademik 2022/2023 di Hotel Aryaduta Medan.
Kementan menargetkan 25 buku yang merupakan karya dosen Polbangtan Medan melalui Program 'Satu Dosen Satu Buku' disingkat SadoSabu dapat dihasilkan dalam Tahun Ajaran 2022/2023.
Kegiatan workshop berlangsung tiga hari, 15 - 17 September 2022, diikuti 43 peserta terdiri atas dosen, asisten dosen dan dosen tidak tetap. Hadir sebagai narasumber dari Penerbit Media Guru Indonesia yakni Sri Subekti dan Pipet Pudji Astuti.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan pendidikan vokasi harus bisa menciptakan generasi milenial yang memiliki karakter petarung, tidak mudah menyerah, dan berjiwa tangguh.
Mentan mengingatkan tentang empat faktor penentu keberhasilan pendidikan vokasi pertanian. Pertama, karakter dan jiwa yang tangguh. Kedua, kompetensi untuk menciptakan generasi milenial yang mampu bekerja sama dengan orang lain.
"Ketiga, kritis pada diri sendiri, lingkungan, dan semua masalah yang dihadapi, namun tetap sejalan dengan jiwa kebangsaan. Keempat, berpikir kreatif dan inovatif dengan meningkatkan literasi tentang sektor pertanian, manajemen keuangan, orientasi pasar, dan sarana prasarana melalui dunia digital," kata Mentan Syahrul.
Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menungkapkan hal serupa.
“Sebagai sektor yang mampu terus tumbuh saat pandemi, pertanian harus menjadi yang terdepan untuk memulihkan ekonomi, termasuk dalam hal menjaga ketahanan pangan, untuk itu dibutuhkan peran semua pihak tak terkecuali para mahasiswa,” kata Dedi.
Kegiatan workshop dibuka oleh Direktur Polbangtan Medan Ibu Yuliana Kansrini, yang mengingatkan tentang tujuan workshop meningkatkan produktivitas dosen Polbangtan Medan menghasilkan buku, karena selama ini tergolong minim.
"Diharapkan nantinya keluaran dari kegiatan ini dihasilkan 25 buku karya dosen Polbangtan Medan," katanya.
Ketua Panitia Gusti Setiavani mengatakan bahwa kegiatan bukan hanya berupa workshop, juga bimbingan penulisan buku hingga terbit, menerapkan metode praktik yang dibimbing oleh narasumber dari Penerbit Media Guru Indonesia yakni Sri Subekti dan Pipet Pudji Astuti.
Narasumber Sri Subekti dan Pipiet Pudji Astuti memberi banyak motivasi bagi peserta workshop, untuk memicu gairah menulis melalui Program SadoSabu.
"Materi penting lainnya, tentang anatomi buku, pembuatan sinopsis dan teknik mengubah karya tulis menjadi buku serta penerbitan dan pencetakan buku.
Guna membekali dosen Polbangtan Medan hasilkan buku standar ISBN, digelar Workshop Pembuatan Buku bagi Dosen dan Asisten Dosen Polbangtan Medan Tahun Akademik 2022/2023 di Hotel Aryaduta Medan.
Kementan menargetkan 25 buku yang merupakan karya dosen Polbangtan Medan melalui Program 'Satu Dosen Satu Buku' disingkat SadoSabu dapat dihasilkan dalam Tahun Ajaran 2022/2023.
Kegiatan workshop berlangsung tiga hari, 15 - 17 September 2022, diikuti 43 peserta terdiri atas dosen, asisten dosen dan dosen tidak tetap. Hadir sebagai narasumber dari Penerbit Media Guru Indonesia yakni Sri Subekti dan Pipet Pudji Astuti.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan pendidikan vokasi harus bisa menciptakan generasi milenial yang memiliki karakter petarung, tidak mudah menyerah, dan berjiwa tangguh.
Mentan mengingatkan tentang empat faktor penentu keberhasilan pendidikan vokasi pertanian. Pertama, karakter dan jiwa yang tangguh. Kedua, kompetensi untuk menciptakan generasi milenial yang mampu bekerja sama dengan orang lain.
"Ketiga, kritis pada diri sendiri, lingkungan, dan semua masalah yang dihadapi, namun tetap sejalan dengan jiwa kebangsaan. Keempat, berpikir kreatif dan inovatif dengan meningkatkan literasi tentang sektor pertanian, manajemen keuangan, orientasi pasar, dan sarana prasarana melalui dunia digital," kata Mentan Syahrul.
Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menungkapkan hal serupa.
“Sebagai sektor yang mampu terus tumbuh saat pandemi, pertanian harus menjadi yang terdepan untuk memulihkan ekonomi, termasuk dalam hal menjaga ketahanan pangan, untuk itu dibutuhkan peran semua pihak tak terkecuali para mahasiswa,” kata Dedi.
Kegiatan workshop dibuka oleh Direktur Polbangtan Medan Ibu Yuliana Kansrini, yang mengingatkan tentang tujuan workshop meningkatkan produktivitas dosen Polbangtan Medan menghasilkan buku, karena selama ini tergolong minim.
"Diharapkan nantinya keluaran dari kegiatan ini dihasilkan 25 buku karya dosen Polbangtan Medan," katanya.
Ketua Panitia Gusti Setiavani mengatakan bahwa kegiatan bukan hanya berupa workshop, juga bimbingan penulisan buku hingga terbit, menerapkan metode praktik yang dibimbing oleh narasumber dari Penerbit Media Guru Indonesia yakni Sri Subekti dan Pipet Pudji Astuti.
Narasumber Sri Subekti dan Pipiet Pudji Astuti memberi banyak motivasi bagi peserta workshop, untuk memicu gairah menulis melalui Program SadoSabu.
"Materi penting lainnya, tentang anatomi buku, pembuatan sinopsis dan teknik mengubah karya tulis menjadi buku serta penerbitan dan pencetakan buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar