“Pembangunan ini dilakukan demi menyahuti permintaan masyarakat guna ketersediaan air bersih di daerah tersebut,” kata Kasubdit Pengendalian Kepatuhan Intern dan Manajemen Risiko Direktorat Kepatuhan Intern Direktorat Jenderal Cipta Karya, Sarwono Rochmat di Calang, Jumat.
Di sela-sela meninjau Instalasi Pengolahan Air (IPA) ia menjelaskan pembangunan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membantu masyarakat Aceh Jaya.
Ia berharap ke depan air jangan di anggap sebagai benda sosial namun harus di lihat sebagai benda ekonomi, bandingkan dengan satu air mineral yang di jual di pasaran berapa nilainya, sementara air yang dikeluarkan dari IPA satu liter per detik itu sangat besar.
“Masyarakat harus di edukasi bahwa air harus dibayar untuk berkelanjutan, meskipun air di ambil dari alam namun untuk operasionalnya butuh dana juga,” katanya.
Ia menyampaikan setelah dilakukan monev IPA tersebut berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan, tinggal akselerasi pengelolaanya saja, apalagi ini dibangun dari nol pada saat dibangun juga sudah dites setiap komponennya agar berjalan dengan baik.
PPK Air minum Wilayah Aceh, Ibnu Sina mengatakan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) tersebut menelan anggaran sebanyak Rp12 miliar.
Direktur Perumda Tirta Monmata, Muhadi, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Aceh Jaya dan Satker Balai Provinsi Aceh yang telah membangun WTP sedemikian baik.
"Ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Panga dan sekitarnya," kata Direktur Perumda Tirta Monmata, Muhadi.
Muhadi juga meminta agar di Kecamatan lain yang belum ada Instalasi Pengolahan Air (IPA) dapat dibangun kembali dan pihaknya akan terus berupaya mengoptimalkan pelayanan air ke pelanggan semaksimal mungkin.
"Kita berharap agar ada jaringan listrik ke lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan untuk sementara mungkin bisa menggunakan mesin Genset, tentu membutuhkan biaya operasional yang sangat tinggi, " kata Muhadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar