Salak_Harian-RI.com
Pemkab Pakpak Bharat, Sumatera Utara, menegaskan komitmennya dalam upaya penurunan angka stunting dan berharap semua pihak berkolaborasi mengedukasi masyarakat pentingnya pola hidup sehat, gizi seimbang dan kesehatan ibu hamil dan menyusui.
"Dalam menyukseskan percepatan penurunan stunting, kolaborasi adalah kunci," kata Wakil Bupati Pakpak Bharat Mutsyuhito Solin di Salak, Kamis.
Ia mengatakan, pihaknya terus menggelorakan ajakan bagi masyarakat untuk berkomitmen dan bersepakat atas penurunan angka prevalensi stunting di Kabupaten Pakpak Bharat
"Tetap melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yakni keluarga inti, sebab keluarga inti merupakan elemen pertama yang mempengaruhi dalam pertumbuhan anak," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya berharap ke depan penanganan stunting di Kabupaten Pakpak Bharat dapat dilakukan secara maksimal dengan bersinergi dan berkolaborasi antara OPD terkait dan semua pemangku kepentingan.
"Pro aktif bersama tenaga kesehatan di tingkat desa dan kecamatan serta para kader PKK, kader pembangunan manusia, Posyandu, KB, dan lainnya dalam menginput data stunting yang ada di wilayah masing-masing," katanya.
Sementara Ketua PKK Pakpak Bharat, Juniatry Franc Tumanggor mengatakan, dalam penanganan stunting, aspek penting yang harus diperhatikan adalah pelayanan dasar seperti sektor pendidikan dan kesehatan.
Ia mengungkapkan, prevalensi stunting di Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2022 adalah sebesar 21,28 persen sehingga Pakpak Bharat dinobatkan sebagai lokus stunting.
"Mengingat salah satu faktor penyebab stunting adalah kasus kekurangan gizi, maka peran orang tua dalam memberi asupan gizi kepada anak sangat penting," katanya.
"Dalam menyukseskan percepatan penurunan stunting, kolaborasi adalah kunci," kata Wakil Bupati Pakpak Bharat Mutsyuhito Solin di Salak, Kamis.
Ia mengatakan, pihaknya terus menggelorakan ajakan bagi masyarakat untuk berkomitmen dan bersepakat atas penurunan angka prevalensi stunting di Kabupaten Pakpak Bharat
"Tetap melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yakni keluarga inti, sebab keluarga inti merupakan elemen pertama yang mempengaruhi dalam pertumbuhan anak," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya berharap ke depan penanganan stunting di Kabupaten Pakpak Bharat dapat dilakukan secara maksimal dengan bersinergi dan berkolaborasi antara OPD terkait dan semua pemangku kepentingan.
"Pro aktif bersama tenaga kesehatan di tingkat desa dan kecamatan serta para kader PKK, kader pembangunan manusia, Posyandu, KB, dan lainnya dalam menginput data stunting yang ada di wilayah masing-masing," katanya.
Sementara Ketua PKK Pakpak Bharat, Juniatry Franc Tumanggor mengatakan, dalam penanganan stunting, aspek penting yang harus diperhatikan adalah pelayanan dasar seperti sektor pendidikan dan kesehatan.
Ia mengungkapkan, prevalensi stunting di Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2022 adalah sebesar 21,28 persen sehingga Pakpak Bharat dinobatkan sebagai lokus stunting.
"Mengingat salah satu faktor penyebab stunting adalah kasus kekurangan gizi, maka peran orang tua dalam memberi asupan gizi kepada anak sangat penting," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar