Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh melalui UPTD Museum Aceh telah meresmikan tempat pameran khusus koleksi biologika atau satwa yang hidup di hutan Aceh.
"Hari ini alhamdulillah kami membuka sebuah pameran yang bertemakan tentang fauna yang ada di hutan Aceh," kata Kepala Disbudpar Aceh Almuniza Kamal, di Banda Aceh, Senin.
Ruang koleksi biologika tersebut ditempatkan di gedung pameran tetap Museum Aceh, di Banda Aceh.
Almuniza mengatakan, pada objek pameran koleksi biologika tersebut, Museum Aceh menampilkan sebanyak 22 jenis satwa yang hidup di hutan Aceh, terutama di kawasan ekosistem Leuser, seperti harimau, gajah, beruang dan lainnya.
"Kita punya kawasan hutan Leuser, itu sebuah kebanggaan dan potensi yang dimiliki Aceh. Apalagi masa kesultanan dulu Aceh juga menjadi daerah yang mengekspor gajah," ujarnya.
Almuniza mengatakan, fungsi museum sebenarnya ada tiga yaitu edukasi, rekreasi dan perawatan atau pemeliharaan. Karena itu masyarakat perlu mengunjungi museum.
"Pameran biologika di museum ini sebagai kesempatan mengenal hutan Aceh, dan edukasi menjaga kelestarian alam," katanya.
Dirinya berharap, semoga pameran koleksi biologika itu menjadi kebanggaan masyarakat Aceh, karena bisa langsung melihat representatif dari hutan Aceh.
"Saya harap masyarakat Aceh jika ingin mengenal diri anda maka datang ke museum, sehingga kita tidak kehilangan arah dan jejak di mana bangsa kita," demikian Almuniza.
"Hari ini alhamdulillah kami membuka sebuah pameran yang bertemakan tentang fauna yang ada di hutan Aceh," kata Kepala Disbudpar Aceh Almuniza Kamal, di Banda Aceh, Senin.
Ruang koleksi biologika tersebut ditempatkan di gedung pameran tetap Museum Aceh, di Banda Aceh.
Almuniza mengatakan, pada objek pameran koleksi biologika tersebut, Museum Aceh menampilkan sebanyak 22 jenis satwa yang hidup di hutan Aceh, terutama di kawasan ekosistem Leuser, seperti harimau, gajah, beruang dan lainnya.
"Kita punya kawasan hutan Leuser, itu sebuah kebanggaan dan potensi yang dimiliki Aceh. Apalagi masa kesultanan dulu Aceh juga menjadi daerah yang mengekspor gajah," ujarnya.
Almuniza mengatakan, fungsi museum sebenarnya ada tiga yaitu edukasi, rekreasi dan perawatan atau pemeliharaan. Karena itu masyarakat perlu mengunjungi museum.
"Pameran biologika di museum ini sebagai kesempatan mengenal hutan Aceh, dan edukasi menjaga kelestarian alam," katanya.
Dirinya berharap, semoga pameran koleksi biologika itu menjadi kebanggaan masyarakat Aceh, karena bisa langsung melihat representatif dari hutan Aceh.
"Saya harap masyarakat Aceh jika ingin mengenal diri anda maka datang ke museum, sehingga kita tidak kehilangan arah dan jejak di mana bangsa kita," demikian Almuniza.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar