Medan_Harian-RI.com
Bank BRI dan Dewan Pers menggelar pelatihan jurnalistik di Medan, Jumat, untuk meningkatkan kualitas pemberitaan wartawan.
"Pelatihan dinilai sangat penting. Bukan saja untuk kepentingan BRI, tetapi juga bagi wartawan khususnya yang meliput perbankan," ujar Wakil Ketua Dewan Pers Muhammad Agung Dharmajaya.
Pelatihan kerja sama BRI - Dewan Pers dengan tema "BRI Media Engagement Jurnalisme Perbankan di Era Transformasi" itu diikuti ratusan wartawan dari berbagai media.
Menurut dia, wartawan/media harus menghasilkan pemberitaan yang benar dan akurat di tengah transformasi media saat ini.
Termasuk untuk pemberitaan perbankan yang dipenuhi dengan angka-angka dan terkait dengan kepercayaan masyarakat khususnya nasabah.
Dia menegaskan, informasi bisa salah atau bisa bohong, tetapi berita tidak boleh salah.
Oleh karena itu, selain wartawan harus menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai kode etik jurnalistik, nara sumber juga harus terbuka.
"Saat ini di tengah zaman online dimana berita harus cepat tayang, yang sering dilanggar wartawan adalah tidak melakukan kegiatan jurnalistik dan tidak menggunakan credible source," katanya.
Dia menyebutkan, kerja jurnalistik bukan kerja humas, jadi wartawan harus melakukan konfirmasi terhadap berita rilis yang diterima.
Regional CEO BRI Medan Budhi Novianto saat membuka acara itu mengatakan, BRI sangat menyadari pentingnya keberadaan dan fungsi pers.
Kemerdekaan RI sendiri, misalnya bisa tersebar karena wartawan/pers.
Oleh karena itu, BRI juga merasa penting untuk ikut meningkatkan keterampilan wartawan dan menjalin kemitraan untuk kepentingan publik mendapatkan berita benar, mendidik dan berkualitas.
"Pelatihan dinilai sangat penting. Bukan saja untuk kepentingan BRI, tetapi juga bagi wartawan khususnya yang meliput perbankan," ujar Wakil Ketua Dewan Pers Muhammad Agung Dharmajaya.
Pelatihan kerja sama BRI - Dewan Pers dengan tema "BRI Media Engagement Jurnalisme Perbankan di Era Transformasi" itu diikuti ratusan wartawan dari berbagai media.
Menurut dia, wartawan/media harus menghasilkan pemberitaan yang benar dan akurat di tengah transformasi media saat ini.
Termasuk untuk pemberitaan perbankan yang dipenuhi dengan angka-angka dan terkait dengan kepercayaan masyarakat khususnya nasabah.
Dia menegaskan, informasi bisa salah atau bisa bohong, tetapi berita tidak boleh salah.
Oleh karena itu, selain wartawan harus menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai kode etik jurnalistik, nara sumber juga harus terbuka.
"Saat ini di tengah zaman online dimana berita harus cepat tayang, yang sering dilanggar wartawan adalah tidak melakukan kegiatan jurnalistik dan tidak menggunakan credible source," katanya.
Dia menyebutkan, kerja jurnalistik bukan kerja humas, jadi wartawan harus melakukan konfirmasi terhadap berita rilis yang diterima.
Regional CEO BRI Medan Budhi Novianto saat membuka acara itu mengatakan, BRI sangat menyadari pentingnya keberadaan dan fungsi pers.
Kemerdekaan RI sendiri, misalnya bisa tersebar karena wartawan/pers.
Oleh karena itu, BRI juga merasa penting untuk ikut meningkatkan keterampilan wartawan dan menjalin kemitraan untuk kepentingan publik mendapatkan berita benar, mendidik dan berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar