Sumut_Harian-RI.com
Ormas batak, harus ikut menertibkan moral
Gaya hidup di kota mirip dengan gaya hidup di desa
Dan sebaliknya
Memang, sulit untuk dibina, mudah untuk mencelah, misalkan kehidupan sehari hari di zaman akhir akhir ini, tanpa memperhatikan peduli moralitas, dalam bermasyarajat, bertetangga, misalkan dalam hidup ke kafean bernyanyi, cukup mengganggu tetangga dan anak sekolah untuk belajar di rumah masing masing warga, ribut suara pakai mic, pembesar suara harus mulai Jam Lima sore hingga sampai Jam 01,00 wib malam, Cukup mengganggu kan?
Bgaima pula anak pemilik usaha tadi kesempatan untuk belajar
Hal ini dimaksud moralitas tadi, Danau toba jangan dikotori pemeliharaan kotoran, tapi bukan itu maksudnya
Kotoran moral lah diartikan sesungguhnya
Ujar tokoh masyarakat pada media 1/10/2022 di salah satu desa yang enggan disebutkan nama Desa Nya, tandasnya.
Masyarakat cukup tipis imannya, sebaliknya pihak pemerintah setempat, enggan juga menegornya, kenapa???
Bisa disebutkan ke engganannya, karena massa nya ikut tim pemenangnya, Pangkas nya lagi
Jangan dikotori, cukup luas pengertian nya.
Tokoh agama pun pemilik jubah kotbah tinggal diam Kenapa tinggal diam???
Secara personalnya, dia sendiri sadar tidak sadar juga sudah ikut berkolaborasi, koalisi sudah menikmati itu, kotbah tinggal kotbah dan tidak bermasyarakat langsung.
Selain pada hari tertentu saja, artinya hanya kotbah, tanpa perbuatan yang berani, melawan pengotoran itu, misalkan Acara pelelangan bisnis ekonomi itu di tempat yang suci, sudah terbiasa lelang
Bayangkan umat manusia, atau masyarakat banyak berteriak, Tuhan, Tuhan, ampunilah kami Tuhan dalam doanya, ketika terjadi gempa baru baru ini, tadi malam pukul, 2,30 pagi tanggal 1/10/2022 disalah kota Tarutung
Ibu kota Tapanuli Utara, dekat dengan Sungai aek sigeaon dan tempat pusat gereja, yang terbesar di sumut
Namun disana banyak umat menangis, sedih dan bangunan rusak, apa tidak ada perhatian, manusia Berobah dari kotoran, misalkan pemecatan umat disalah satu pagaran, jemaat dan makosing disana, pindah memindahkan, apa tidak menangis yang tertindas???? Moralitas???
Ahlak, perilaku yang dimaksud kotoran, bukan kotoran ternak, untuk danau toba, samosir maksudnya, melainkan ahlak dan perilaku khusus ditano batak
Egois, sombong, tidak ramah lewat berpakaian sopan ikut ikutan ala Barat, kita ketimuran
Jadi kita ini sudah bergeser nilai dan tata krama, sopan santun, menjurus ke mammon Ujar tokoh adat dan tokoh pendidik, yang enggan disebutkan identitasnya
Hingga berita ini diturunkan, tokoh tadi masih menatapi penyanyi penyanyi di salah satu tempat
MARI kita ikuti dan kita petik intinya, bege, boan, barita, pungkasnya menutup Untuk menunggu giliran, apa gempa di tanah batak, bukan teguran Tuhan??? Apa tidak cara Tuhan, untuk mempermalukan penguasa kedua kasus Sambu di kepolisian
Kepolisian adalah penegak hukum pertama, berikut lagi kasus hakim agung, tempat mencari, benteng terakhir menuai keadilan. (HR-RI.Horas Situmorang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar