DELI SERDANG_Harian-RI.com-
Sebanyak 17 orang anak meninggal dan 3 luka berat ditemukan dan kabarnya masih banyak lagi anak dibawah umur yang menjadi korban belum terdeksi.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait kepada wartawan melalui press rilis Whats App miliknya, Senin, (03/10/2022).
Komisi Nasional Perlindungan Anak organisasi yang memberikan pembelaan dan perlindungan anak Indonesia menyampaikan turut berdukacita yang mendalam atas tragedi kerusuhan pertandingan bola antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (02/10/2022) kemarin yang mengakibat ratusan orang meninggal dunia diantaranya semantara ini data yang diterima terdapat 17 orang anak dibawah umur turut meninggal dunia dan ratusan lainnya menderita luka berat”, ucap Arist Merdeka Sirait.
“Data yang didapat Komnas PA sementara ini diinformasikan ada anak-anak remaja dan satu anak usia 6 tahun menjadi korban. Disinyalir masih banyak anak-anak korban yang belum terdeteksi menjadi korban kerusuhan itu”, tambah Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak ini.
Lebih lanjut Arist Merdeka Sirait meminta kepada Kapolri Jenderal Pol. Sulytio Sigit Prabowo untuk segera membentuk tim investigasi khusus dengan melibatkan, Bareskrimum, Inafis, Irwasum, Dokkes Mabes Polri dam Polda Jawa Timur untuk mengumpulkan data-data dan mencari tahu dan memastikan faktor-faktor yang menjadi penyebab tragedi dan hari kelam persepakbolaan di Indonesia termasuk apakah ada kesalahan prosedur atas penyelenggaraan laga antara Arema FC melawan Persebaya yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Demikian juga Komnas Perlindungan Anak mendesak Gubernur Jatim, Walikota dan Bupati Malang patut segera memberikan santunan kematian kepada wali korban dan terhadap luka-luka berat.
Dikabarkan Organisasi Persepakbolaan dunia juga menyampaikan turut berdukacita menyusul 129 meninggal dunia dan 184 orang luka diantaranya terhadap anak-anak yang menjadi korban traged tersebut.
“Sejarah terburuk persepakbolaan di Indonesia ini yang memakan 129 korban jiwa dan ratusan lainnya terluka mendapat atensi serius dari organisasian persepakbolaan dunia FIFA dengan segera mengirim tim investigasi untuk melakukan penyelidikan hari gelap persepakbolaan yang terjadi di Jawa Timur yang membuat sok karena diluar nalar”, terang Arist lagi.
Secara khusus, Komnas Perlindungan Anak segera mengirimkan Tim Investigasi dan Litigasi Komnas Perlindungan Anak untuk memeriksa dan melakukan investigasi untuk mengetahui berapa sesunggujnya jumlah anak dan balita yang meninggal dan luka berat dalam kerusuhan di Stadium Malang tersebut.
Didapat informasi ada sejumlah ibu menjadi penonton dengan membawa anak yang masih berusia dibawah lima tahun dalam pertandingan bola tersebut.
“ Dari tragedi kerusuhan itu dikabarkan ada seorang ibu tewas terinjak-injak, tiga orang anak-anak dan 2 remaja serta satu anak usia 6 tahun selamat untuk mendapat perawatan medis secara maksimal dari Dinas Kesehatan dan sejumlah Rumah Sakit”, jelas Arist.
Atas tragedi kemanusiaan ini, Kommas Perlindungan Anak juga segera mendesak PSSI dan organisasi persepakbolaan melakukan evaluasi mendalam atas peristiwa ini dan segera menghentikan untuk sementara liga satu PSSI dan mengevalusi terhadap pelaksaan dan dan aturan-aturan secara total semua komponen persepakbolaan yang terlibat dan meminta Menpora, PSSI dan organisasi persepakbolaan mengevaluasi menyeluruh prosedur penyelenggaraan pertandingan.
Komnas Perlindungan Anak juga mendesak Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Niko Afinta Karo Karo untuk segera memeriksa apakah Prosedur pengamanan Pertandingan bola antara Arema FC versus Persebaya apakah ada yang salah, tutup Arist Merdeka Sirait. ( HR-RI.Rahmadi Saputra )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar