Garut_Harian-RI.com
Penyalahgunaan obat keras, seperti tramadol, eximer, dan jenis pil lainnya, sangat sulit dilakukan sehingga dalam hal ini keseriusan aparat penegak hukum patut dipertanyakan.
Bagaimana tidak, seharusnya aparat penegak hukum menjadi garda terdepan dalam pemberantasan dan peredaran obat-obatan yang kerap disalahgunakan, justru diduga menjadi pelindung bagi para oknum penjual atau pemilik toko obat.
Seperti yang diduga terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Oknum aparat kepolisian disinyalir mebackingi sejumlah toko obat (apotek) nakal, yang menjual obat-obatan secara bebas.
Maraknya penjualan obat keras ini mulai terungkap hingga kemudian sampai ke Kapolres Garut, dan Kapolres langsung menginstruksikan jajarannya untuk melakukan razia toko-toko obat tersebut.
Namun, instruksi Kapolres ini sudah bocor sebelum operasi kepolisian dilaksanakan. Pihak yang membocorkan informasi soal operasi tersebut diduga adalah oknum polisi yang berkerjasama dengan para penjual obat. Bahkan, oknum polisi memerintahkan oknum penjual obat untuk mematikan handpond dan meninggalkan tempat agar aman dari operasi tersebut. Kebocoran informasi menunjukan, bahwa sistem pemeberantasan penyalahgunaan obat keras tidak mudah dilakukan.
Anehnya setelah ada penutupan toko obat, baru-baru ini ada penjual yang berani membuka tokonya kembali, seperti di Jalan Simpang dan Andir, Garut.
Menyikapi hal itu, Ketua DPW MOI Jawa Barat, R. Satria Santika menilai, bahwa selama di tubuh institusi Polri masih bertengger para oknum yang suka bermain, maka sampai kapan pun peredaran dan penyalahgunaan obat keras tetap merajalela.
"Bagaimana bisa diberantas kalau oknum polisi bekerjasama dengan oknum penjual obat, indikasinya jelas dari mulai informasi bocor sampai dengan setoran, saya punya sumber", ujar Bro Tommy, sapaan akrab Ketua MOI Jabar ini
Tommy berharap, Propam Polres Garut maupun Polda Jabar agar oknum yang berkerjasama dan suka membocorkan informasi, serta melindungi para toko obat, segera ditindak.
"Harapan saya oknum yang suka bermain, suka membocorkan informasi, agar ditindak oleh Propam, operasi kepolisian bisa gagal total", imbuhnya
Disisi lain, Tommy mengaku peduli terhadap Polri, sehingga semestinya Polri berbenah dan memulihkan citra dan kepercayaan masyarakat.
"Saat ini mau tidak mau citranya Polri merosot, maka harapan saya polisi yang di daerah juga turut membenahi keadaan, bukan malah main-main dengan tukang obat", tandas Tommy
(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar