Banda Aceh_Harian-RI.com
Pembangunan Rumah Sakit (RS) Regional yang terletak di Blang Bebangka, Kampung Simpang Kelaping, Kecamatan Pegasing, Takengon Aceh Tengah menjadi sorotan.
Teras bangunan ruang yang kemungkinan akan dijadikan ruang Intensive Care Unit (ICU) RS itu ambruk pada Jum’at sore (4/11) lalu.
Padahal, RS Regional ini nantinya akan menampung ratusan pasien rujukan dari beberapa kabupaten diwilayah tengah Provinsi Aceh.
Menurut informasi yang didapat harian-ri.com, RS Regional Takengon yang ambruk telan anggaran sedikitnya Rp.162 Miliar Sejak 2014 sehingga ada dugaan negara dirugikan.
Sejumlah aksi yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Aceh Menggugat (APAM) melakukan aksi demo di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh di Banda Aceh, sekitar pukul 10.45 WIB pada Kamis Tanggal 10 November 2022
Demo tersebut dilakukan karena kekhawatiran APAM terhadap rubuhnya rumah sakit RS Regional Aceh Tengah. Sehingga, para aksi menduga ada kasus korupsi dalam pembangunan RS itu. Penanggung jawab Aliansi Pemuda Aceh Menggugat (APAM), Heri Safrizal menyebutkan bahwa kejadian yang telah terjadi di Aceh Tengah menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah kita masih korup.
“Kita lihat fenomena yang ada di masyarakat runtuhnya RS Regional Aceh Tengah tentu itu karena oknum-oknum yang melakukan korupsi,” kata Heri Safrizal kepada para aksi di Kantor Dinkes Aceh.
Menurut Heri Safrizal, RS Regional Aceh Tengah tersebut telah menjadi rujukan beberapa kabupaten setempat. Sehingga, para oknum yang bermain terhadap kasus ini harus bertanggung jawab.
“Harus ada bertanggung jawab, kami minta keadilan terhadap robohnya RS Aceh Tengah,” ucap Heri safrizal dalam aksi demo.
Heri meminta aparat penegak hukum mengungkap kasus ini ke tahap penyidikan, bukan hanya sekedar melakukan penyelidikan.
“Meminta Pj Gubernur Aceh segera mengevaluasi Kepala Dinas Kesehatan Aceh dan mencopot jabatannya,” tambah Heri
Massa yang melakukan aksi ditemui oleh Kepala Dinas Kesehatan Dr Hanif Melalui Sekretaris Dinkes Aceh, Ferdiyus.
Ferdiyus menerangkan kepada para aksi demo, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui penyebab robohnya RS Regional Aceh Tengah. Sehingga, perlu menunggu hasil pemeriksaan dari aparat penegak hukum.
“Kalau untuk penyebab rubuhnya bangunan saya tidak tahu, makanya diturunkan tim oleh aparat penegak hukum,” kata Ferdiyus Sekretaris Dinkes Aceh.
Sementara itu, Media Harian-RI.com mencoba mengkonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan Aceh Dr Hanif melalui pesan whatsaap, dengan no kontak 0812-6222-XXXX.
Dr Hanif mengatakan kalau pihak dinas kesehatan Aceh menyambung pekerjaan pada tahun 2019 itupun hanya finishing.
Dugaan berat ambruknya rumah sakit regional Takengon yang dibangun dari mulai tahun 2014 yang menelan anggaran 162 miliar jelas merugikan negara, aparat penegak hukum seperti BPKP Aceh, Kejaksaan, Pihak Kepolisian harus segera mengusut kasus rubuhnya proyek pembangunan rumah sakit regional Takengon.(HR-RI_TIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar