Orang sukses meninggalkan jejak, orang gagal meninggalkan jejak.
Pilihan ada dua, jika engkau memilih jejak orang sukses, maka Insya Allah anda pun akan merasakan kesuksesan, termasuk menikmati kesuksesan menjadi seorang jurnalis.
Jurnalis sukses telah melakukan perjuangan berulang ulang, melakukan percobaan penulisan berulang ulang, dan mengalami kegagalan menulis berulang sampai menoreh sebuah tulisan tinta emas. Jika saudara ingin sukses menjadi jurnalis yang baik, saudara tidak perlu mengalami kejadian yang serupa, saudara cukup mengambil pelajaran dari kisah hidup penulis sukses di sekitar kita.
Jurnalis yang sukses tahu caranya untuk sukses. Saudara selalu gagal menulis berita karena tidak tahu cara untuk sukses menulis goresan pena yang efektif. Karena itu belajarlah cara menulis yang baik dari orang-orang jurnalis yang sukses menoreh goresan tinta emas.
Setiap penulis sukses, memiliki pengalaman berharga yang bisa dipelajari.
Dan setiap kali kita memperlajarinya Insya Allah langkah kita menuju penulis sukses semakin ringan.
Ada prinsip yang menarik di zaman media online yaitu sebuah berita di simpan di belakang onta sekalipun kalau itu dibutuhkan orang maka pasti orang mencarinya.
Lihatlah betapa indahnya cita-cita srorang jurnalis, dan betapa Allah Ta’ala membuktikan janjinya. Beliau jurnalis sukses dalam penulisan dengan pena, menjadi penulis itu pasti kaya ilmu, namun tetap tawaddu dalam penulisan berita, yaitu tidak meletakkan opini di hatinya untuk membuat berits. Wawancara hanya sarana, tulisan adalah sebuah sasaran, dan terbitnya tulisan yang kita buat itu adalah tujuan.
Jurnalis harus mengerti hakikat Undang Undang Pokok Pers no 40 Tahun 1999 , wawancara hanya wasilah untuk kebahagiaan yang jurnalis wawancarai.
Kesuksesan menulis merupakan bukti nyata dari janji kesetiaan dalam dunia jurnalistik berikut ini
Kami mendengar lalu menyimak
“Barangsiapa jurnalis yang (menjadikan) tulisan sebagai tujuan utamanya maka akan meyatukan urusannya dan menjadikan kaya kosakata dan selalu merasa tidak pernah cukup dan selalu ingin mencariberita di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) yang berlimpah melebihi dari apa yang dia tulis.
Ingat pena seorang jurnalis lebih tajam dari senjata Rusia, lebih ganas dari sangkur beracun dari Tentara Nasional Indonesia.
Semoga Allah Swt. memberikan kebaikan dunia-akhirat kepada yang menulis, yang membaca dan yang menyebarluaskan berita seorang jurnalis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar