Banda Aceh_Harian-RI.com
Pemerintah Aceh, melalui Dinas Pangan Aceh, sejak pertengahan Oktober menjalankan kegiatan subsidi ongkos angkut untuk komoditi bahan pangan yang berpengaruh terhadap kenaikan angka inflasi, seperti bawang merah, telur ayam, gula pasir, minyak goreng curah, beras lokal dan lainnya.
“Subsidi ongkos angkut itu diberikan untuk menekan harga pangan, agar angka inflasi bulanan daerah bisa terkendali,” kata Plt Kadis Pangan Aceh, Surya Rayendra, Jumat (12/11/2022).
Dikatakan, ada empat penyalur bahan pangan yang sudah diberi subsidi ongkos angkut.
Yaitu UD Raysa Guha Tujoh di Pasar Lambaro, Aceh Besar, diberikan subsidi ongkos angkut bawang merah sebanyak 13 ton dari Brebes, Jawa Tengah.
Dimana subsidi per kilogramnya Rp 2.500.
Kemudian telur ayam ras dari Medan sebanyak 360 ikat.
Ongkos angkut subsidinya diberikan per ikatnya (10 lemping) Rp 2.000 dan bawang merah dari Medan sebanyak 5,060 ton, subsidi ongkos angkut diberikan per kilogram Rp 1.000.
Berikutnya UD Zainun di Pasar Lambaro, untuk komoditi gula pasir sebanyak 22,5 ton, subsidi per kilogramnya Rp 650, selanjutnya telur ayam ras dari Medan sebanyak 1.035 ikat dan minyak goreng curah.
Kemudian UD RM Pasar Lambaro untuk angkutan beras lokal sebanyak 220 sak, serta UD Serba Maju Lamno Aceh Jaya komoditi yang diberikan subsidi ongkos angkut adalah minyak goreng curah 1,8 ton (10 drum), telur ayam 50 ikat, gula pasir 50 sak, dan beras lokal 100 sak.
Penyalur pangan yang sudah menerima subsidi ongkos angkut dari Pemerintah Aceh, kata Surya Rayendra, wajib menjual barangnya lebih rendah dari harga pasaran umum, karena Pemertintah Aceh, telah membiayai ongkos transportasi bahan pangan yang dibawanya dari luar Aceh ke lokasi tempat penjualannya yang ada di Aceh.
Hal ini dilakukan oleh pemerintah aceh melalui dinas pangan untuk mengurangi angka inflasi dan untuk membantu masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar