Gayo Lues_Harian-RI.com - Plt Sekretaris Daerah Gayo Lues ikuti Rapat Koordinasi Pengendalian inflasi Tahun 2023 melalui aplikasi zoom meeting. Rabu (8/2/2023).
Zoom meeting yang diadakan di ruang kerja Bupati tersebut juga turut diikuti oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kepala Dinas Perdagangan, Kabag Ekonomi, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan serta tamu undangan lainnya.
Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian mengatakan, inflasi secara nasional mulai mengalami penurunan yakni menjadi 5,28 persen dari sebelumnya bulan Desember 5,51 persen.
“Penurunan ini cukup signifikan dan terkendali, tentunya hal ini bisa tercapai karena adanya kerjasama dari semua pihak,”katanya.
Selain itu, Kepala Badan Pusat Statistik Nasional Margo Yuwono menjelaskan penyumbang inflasi tertinggi secara nasional yaitu Kotabaru yakni sebesar 7,78 persen dan inflasi terendah di Kota Sorang yakni 3,23 persen.
“Ada beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi di Kota baru diantaranya adalah angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, bensin, beras, rokok kretek filter dan bawang merah,”jelasnya.
Jelasnya, inflasi yang terlalu tinggi juga dapat menguras daya beli dan inflasi terlalu rendah juga penanda bahwa ekonomi sedang lesu.
“Jadi inflasi yang baik itu adalah inflasi yang rendah, stabil dan dapat di prediksi merupakan inflasi yang terbaik untuk perekonomian,”katanya.
Lanjutnya, selama periode tahun 2022, inflasi komponen harga bergejolak di dorong oleh momentum hari besar nasional , gagal panen akibat anomali cuaca dan kenaikan harga komoditas dunia.
“Kita perlu berhati-hati dalam menyikapi menjelang bulan ramadhan dan idul fitri. Kita harus sama-sama belajar, komoditas apa yang selalu timbul dan menyebabkan inflasi tinggi pada bulan tersebut. Dengan demikian, kita bisa melakukan intervensi dan bisa mempersiapkan segala sesuatunya agar inflasi bulan ramadhan dan lebaran nanti tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan,”katanya.
Selain itu, Deputi Bidang Penganekaragaman dan Konsumsi dan Keamanan Pangan Andriko Noto Susanto, S.P.,M.P menyatakan bahan makanan utama penyumbang inflasi bulanan antara lain beras, cabai merah, ikan segar dan cabai rawit.
“Ini menjadi konsen badan pangan nasional, agar dapat terkendali dengan baik,”katanya.
Jelasnya, ada beberapa langkah yang diambil dalam pengendalian inflasi tersebut seperti mengadakan rakor pengendalian inflasi bersama dinas terkait dan dinas pangan. Kemudian, memfasilitasi koordinasi antara dinas pangan dengan perum BULOG dan BUMN Pangan.
“Kita juga melakukan pembentukan tim terpadu untuk pemantauan dan evaluasi SPHP beras lintas K/L, melakukan monitoring pelaksanaan SPHP beras serta ketersediaan dan harga pangan bersama K/L dan dinas pangan,”lanjutnya.
Ia juga mengatakan pemerintah daerah perlu menyusun rencana aksi pengendalian inflasi khususnya fokus di Kabupaten/Kota yang inflasinya tinggi.
“Adakan juga koordinasi dengan kanwil BULOG dan BUMN Pangan setempat untuk kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan. Juga melaksanakan gerakan pasar murah di titik-titik konsumen serta mengoptimalisasikan pemanfaatan APBD dan dana BTT,”akhirnya. (HR-RI_Johari Argum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar