Batam_Harian-RI.com - Wartawan media ini mendatangi warga yang ribut ribut di lapangan warga Sagulung Baru (Saguba) Kelurahan Sei Binti, Kecamatan Sagulung, pada hari Senin, 27 Februari 2023, pukul 10.30 WIB.
Hadir dalam kerumunan orang yang ribut dengan air tersebut adalah Tarmizi, tokoh masyarakat, Jun Jun Mulia Hasibuan, tokoh masyarakat, Nofi Ardi Tokoh Pemuda, H. Asril Tokoh Agama, Bu Yunita mewakili tokoh perempuan.
Tarmizi sebagai perwakilan tokoh masyarakat dengan tegas dan suara yang berapi api kepada awak media mengatakan kami warga Saguba sudah bertahun tahun tak menikmati air dan menyayangkan PT. Moya yang sampai saat ini jarang memperhatikan keluhan warga masyarakat Sagulung Baru.
Tarmizi dengan nada keras juga menunjuk saluran air yang hampir tak berfungsi karena tak ada air yang mengalir di dalamnya.
Dia berharap agar PT Moya mengedepankan nuraninya dalam memperhatikan masyarakat yang selama ini kekurangan air.
Kasihan warga di sini siang tak ada air, malam baru ada yang mengalir itupun sekitar pukul 22.00 WIB, kasihan warga yang ada di wilayah ini tuturnya
Berharap kepada PT Moya agar benar benar aspirasi masyarakat ini benar benar diperhatikan, kalau aspirasi ini tidak diperhatikan maka solusi yang terakhir kami akan demo besar besar di depan kantor PT Moya.
Senada dengan hal tersebut Jun Jun Mulia Hasibuan sebagai tokoh masyarakat juga tak mau ketinggalan berargumen bahwa masyarakat Sagulung Baru (Saguba) benar benar tidak menikmati air bersih apalagi selama diambil alih oleh PT Moya, maka pasokan air minum di perumahan ini benar benar membuat warga menangis karena kesulitan air bersih.
Yang paling miris lagi adalah terkadang kalau ada yang meninggal maka warga membeli air galong dengan sistem saling bahu membahu menyiapkan air tersebut dengan menampakkan wajah kesedihan.
Berharap kepada PT Moya yang diberi amanah oleh pemerintah agar menjalankan amanah itu dengan baik, kami disi kekurangan air, kami disi menjerit karena air. Kapan air di wilayah kami ini dipenuhi, kalau tidak dipenuhi dalam waktu dekat maka kami akan demo besar besar ke Otorita Batam.
Nofi Ardi mewakili tokoh pemuda dengan lantang berharap kepada PT Moya agar jangan terlalu lelap tidurnya sehingga tak peduli dengan warga Saguba, kami juga warga Batam yang butuh kehidupan yang layak termasuk pengadaan air.
Dengan tegas disebutkan bahwa, kami bermohon kepada PT Moya agar memperhatikan masyarakat Sagulung Baru agar bisa memenuhi permohonan warga yaitu air dan jangan biarkan masyarakat menjerit dan menangis karena air, sebagai pengelola air harus profesional.
Ditanya bagaimana kalau dalam waktu dekat air juga tidak lancar masuk diperumahan tersebut, maka dengan tegas dia menyatakan bahwa saya akan hearing dengan semua anggota legislatif terutama dapil Sagulung, setelah itu kami demo besar besaran tegasnya.
Tidak mau ketinggalan menyampaikan aspirasinya, H. Asril Tokoh Agama di perumahan tersebut sangat menyesalkan PT. Moya yang tidak profesional dalam mengelola air di kota Batam khususnya di perumahan Saguba. Saya minta agar air bisa lancar masuk di perumahan ini.
Jangan taunya memungut uang rekening air tetapi tidak dipedulikan kewajiban warga. Di bandingkan dengan perumahan lain maka kita di sini pembayarannya tergolong tinggi padahal tipe perumahannya sama.
Senada dengan hal tersebut Yunita perwakilan juru bicara dari kaum perempuan dengan suara lantang mengatakan kami ibu ibu perumahan Saguba sangat kecewa dengan PT Moya, kami di sini sudah bertahun tahun menjerit karena air. Siang air tak jalan, malam mengalir tapi kecil itupun nanti pukul 22.00 WIB baru jaga air sampai pagi. Mana janjimu, kami butuh fakta bukan janji janji manis. Ini kalau tidak ada realisasi maka kami bersama masyarakat akan demo besar besaran.
Menanggapi maraknya keluhan masalah air di Sagulung Baru membuat geram Amri Piliang dari Komisi Nasional Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah Dan Keadilan yang juga sebagai Dewan Pembina Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Provinsi Kepulauan Riau lewat sambungan telpon.
Menurutnya karena selama PT.Moya menjadi pengelola air di kota Batam tidak becus maka sudah selayaknya untung hengkang dari bumi segantang lada yaitu kota Batam.
Air minum adalah sumber penghidupan masyarakat maka jangan hanya pandai menaikkan tarif air tanpa memperdulikan kehidupan masyarakat itu sama artinya menzolimi masyarakat.
Jangan biarkan masyarakat menjerit karena air, kalau memang tidak sanggup mengelola air lebih baik tinggalkan Batam, dan kita cari penggantinya yang dianggap lebih layak dan bertanggung jawab, tuturnya dengan tegas melalui via telpon. (NT).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar