Harian-RI.com
Jika publik mencermati seksama kegiatan dlm budaya leluhur etnis batak,sering tdk menyejukkan, mnjadi pro dan kontra yg Sumber daya manusianya tanpa mengikuti arahan,bisikan pembisik yang hinggap pd tubuh seseorang
Jelas pro dan kontra di luar ke ESA an (Tuhan yg maha benar,dsm suci)
Hanya mengandalkn keinginannya,sleranya ,tanpa menerima saran,petunjuk dari yg berpengalaman terdahulu ,ujar pecinta kebudayaan leluhur
Jelas ada klassifikasi masing masing dari leluhur nenak kita terdahulu ,misal bermarga A ,jelas roh Nenek dari Si A lah yg menghinggapi kepada warisnya,kita akui sama sama pewaris ,hanya Tingkat leluhur ini,ada berbeda beda,misalkn Leluhur Si B ,ya,Leluhur Si B lah yg menghinggapi sesuai tabiat masing masing
Jadi tdk sama namun pengamatan publik dlm pengobatan Bathin ini diluar medys dan rohani ,Budaya Tubuh ,tubuh lah berbicara,bukan kata roh,jd takdir masing masing masing berbeda tabiat,
Tdk mungkin klas 6 melantik klas 10 ,seperti itu ,jd semua oknum "HASANDARAN" tdk sama ahlinya,dan bidangnya ,ada ahli santet ada ahli kusud,ada ahli panuturi ,pembawa acara kegiatan itu ,
Masyarakat sangat banyak impati,namun melihat gelagak mereka mereka,ada ketidak harmonisan,hina menghina,caci maki,kan tdk etik?
Oknum seharusnya menyadari ,siapa datang ,hinggap pd dirinya,untuk mmpengaruhi,mmbisikan lewat jiwa dan roh yg berkaitan dgn marganya,atau marga suami,dari marga istri
Tdk mungkin datang leluhur dari marga raja sinambela ke marga situmorang ,sedang marga situmorang adalah hula hula dari raja Sisingamangaraja
Bisa saja datang,tapi yg lintas,bkn yg datang dan selamanya op Raja sisingamaraja ,hinggap terus,duduk di marga situmorang
Cukup banyak marga silsilih kekerabatan dari etnis masing masing ,tingkat tingkat ini ,jelas mmbedakan,
Dan sebuah sebutan laris (salah mendasor ,sega luhutan) apakah oknum calon hasandaran itu sudah dilantik? Dan siapa melantik?? Jelas marga marga dari leluhur sudah cukup luas,tandad pengamat
Roh itu jelas melatih pelan pelan lewat mimpi dan bisikan dgn alat jeruk purut,sawan dan air putih dari luluhur si oknum tadi ,dari Neneknya
Jadi sungguh banyak membawa bawa nama leluhur oppung kita tingkat atas,malu dan antusias mengaku pd diri orang lain " saya adalah hasandaran ni oppung Siraja batak,tp bkn siraja batak,
Ingin oknum nya lebih tinggi hinggap pd oknum dirinya,
Tdk mau mengaku paling rendah ,neneknya dari oppungnya ,orang tua dari bapak nya yg menghinggapi,ini lain !!!
Bukan tdk simpati menerima sifat keleluhuran bangsa batak dlm budaya,jelas di tuturi oleh tondi(Roh)
Akibat banyaknya tdk sadar oknum oknum nya,yg tdk Etis,sehingga tdk memuaskan ,kerinduan (Maaf diluar Norma agama dan hukum negara)
Cukup banyak seluk beluk dlm warna warni dlm kepercayaan,sedangkn minta doapun tdk mahir,(Martonggo) hal ini hrus pelan pelan mmpelajari menerima bisikan dari roh leluhurnya,jd tdk sembrono asal bunyi ,menimbulkn ketidak harmonisan sesama ada pro dan kontra,yg mengelabui warga pecinta leluhur
Biasanya agama kepercayaan mereka ada "Parmalim"
Tarida do imbo sian suaranya,dari tortor ,taritarian nampak dari ucapan nya,
Ribuan pecinta leluhur menghormati dan sangat rindu,tapi justru person oknum hasandaran tdk membawa,tdk menunjunkkan sifat kesifatan yg di dampingi oleh roh neneknya,baik tingkat atas,dan tingkat bawah
Ragam oknum ini mmbawa bawa nama leluhur : Parlanggatan par natimbo,siboru langgatan,ada br Nantinjo,ada br Pareme,ada siraja lontung,ada siraja sonang,ada sorak malela ,ada siboru na barat,ada uluan darat,cukup ragam ,dan inilah oknum harus sadar,(Siapa dirinya)
Hingga berita ini,pesan Horas batak Na uli
Permintaan publik,jagalah nama baik leluhur kita masing masing ,jangan takdir orang lain di usili ,sindiri,jauh kan sirik,dengki krn kelebihan dan kemampuan seseorang oknum hasandaran ,
Berbicara lah dgn sikap bersifat roh,jangan bahasa tubuh,atau daging,krn masing masing ada perbedaan ,keajaiban diterima oleh masing masing,belajar merendah diri,jangan sok tinggi ,sombong menjalankan peran dan fungsi ,demikian paparan dari humas lembaga budaya batak samosir (Labasari) Horas Situmorang
Baru baru ini,menyampaikan kerinduan nya dan kecintaannya,terkait bencana longsornya Kecamatan Bakti Raja ,Bakara ,kbupaten Humbahas yg saat ini hangat di perbincangkan paranormal,
Yg tdk menghargai leluhur nya,
Diuji ,bkn kebetulan Bakara tempat lahirnya raja sisingamaraja sinambela,
Hata do pardebataan tambah Horas situmorang ,dan Horas situmorang Bakara bukan lah kbupaten Samosir ,perbatasan ,perobahan kerajaan misalnya dan kemudian beberapa tahun silam pernah kbupaten samosir kehilangan patung siraja lontung dari uluan darat,sebagai tapal batas dua kbupaten ,tambahnya
Nama sakti Kecamatan Bakti raja,ada arti tersendiri bagi warga setempat
Dahulu ,panggomgomi itu harus orangnya yg jujur,bersih dan sopan(Toman,daulat dan Pantun) takut akan tu mulajadi nabolon ,
Jika kit Banding bandingkan etika penguasa,norma itu tdk lg,seakan paling dekat pd Tuhan,sok suci info sementara dan bkn memvonnis pendapat,dari pihak pihak
Mari kita tingkatkan kwalitas,dan kwantitas per budayaan leluhur kita,lewat pri laku oknum oknum yg memeliki panca indra dan penglihatan mata bathin ,pndapat ini bkn hak pasung norma agama ,budaya,budaya,!!!!
Belajar lah dgn lewat pembisikan dan mimpi yg menghinggapi bp,ibu sekalian
Kata akhir desa adat pun blum terpikirkn penguasa untuk menjadikan desa tertua desa adat,misal Tomok,atau pusuk buhit,
Sudah semraut ,tdk hudup lg berbicara sopan dan berpakaian di pesisir Danau toba sekitarnya,arah ke bisnis,lingkungan sudah dirusaki ,dan sembrono ,tdk menghargai sifat ke leluhur budaya batak !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar