Harian-RI.com
Pertemuan antar alumni Pesantren Darussalam Bayuangi Batam berlangsung Penuh kekeluargaan pada hari Sabtu, 27-1-2024 bertepatan dengan pukul 21.30 WIB bertempat di mesjid Al Kaffah Legenda Melaka.
Dimulai dengan pengajian zikir syifaah dan tahlil oleh Ustadz H. Abd. Rahman yang juga anggota PMB Batam Kota
Sebelum melanjutkan zikir dia memperkenalkan para pembesar alumni Pesantren Darussalam Bayuangi yang ada di kota Batam.
Semua anggota pun dengan khusu membacakan zikir yang dipimpin oleh ustad H. Abd. Rahman.
Dilihat dari wajah wajah yang hadir ini adalah wajah wajah lintas generasi ada sudah lama tinggal di Batam ada yang barusan tinggal di Batam, tetapi tidak mengurangi keakraban di antara para anggota yang hadir.
Ustadz H. Abd. Rahman dalam doanya banyak mengirimkan doa surah Al-fatihah kepada pada pendahulunya dengan tujuan agar organisasi ini selalu diberikan Rahmat dan hidayah dari Allah Subhana wa Taala.
Selain dari pembacaan surah Al-fatihah beliau juga membacakan doa khusus sebagai bacaan yang sering dibacakan pada hari hari tertentu termasuk hari ulang tahun yang ketiga alumni Santri Darussalam Bayuwangi yang ada di kota Batam.
Irhamna ya Arhamarrahimin adalah bacaan yang diulang ulang dalam doa ini untuk meminta Rahmat dan rahimnya sang Kholik kepada alumni yang ada di kota Batam.
Dalam pantauan media ini Lailaha Illallah adalah suatu bacaan yang dibaca secara serentak dan penuh pusat perhatian, setelah ditelusuri apa arti dibalik tulisan itu ternyata artinya "Tiada Tuhan Selain Allah" sungguh suatu makna yang termasuk nilai yang amat zakral. Amin, amin, amin ya Allah sambil diikuti oleh jamaah yang lainnya.
Selanjutnya H. Zuhdi menceritakan pembesar pimpinan pesantren Darussalam. Almarhum Gus Munib salah satu pembesar pesantren Darussalam waktu itu.
Pesan pembesar saat itu adalah, kalau ada tamu yang datang maka wajib diberi makan, jangan sampai tidak beri makan tutur H. Zuhdi dengan penuh semangat.
Dia melanjutkan bagaimana gurunya saat ini dengan penuh ketegasan mengajari santri santrinya dengan penuh ketegasan.
Banyak lagi yang diceritakan oleh H.Zuhdi tentang bagaimana kenangan sejak dia ada di pondok pesantren dengan wajahnya yang tampak ceria dan penuh keseriusan. (Nursalim Turatea).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar