BKKBN: Keluarga Kunci Utama Dalam Pembangunan Bangsa
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    BKKBN: Keluarga Kunci Utama Dalam Pembangunan Bangsa

    Dimas ( Redaksi )
    2 April 2024, 4/02/2024 07:56:00 PM WIB Last Updated 2024-04-23T13:01:37Z

     



    Banda Aceh_Harian-RI.com

    Keluarga menjadi kunci utama dalam pembangunan bangsa. Dimana peningkatan kualitas manusia dimulai dengan membangun pondasi yang kuat dalam pembangunan keluarga.


    Hal itu disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, Dokter Hasto yang diwakili Pembina Wilayah Aceh, Listyawardani, saat memberi sambutan dan arahan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, di Hermes Palace Hotel, .pada Selasa (2/4/2024).


    "Keluarga merupakan kunci utama pembangunan bangsa. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membangun kualitas sumber daya manusia. Pembangunan keluarga yang dibangun harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu, untuk itu kita perlu bersinergi, bersama-sama dan bekerja sama membangun pondasi keluarga yang berketahanan," tutur Listyawardani.



    Listyawardani mewakili Dokter Hasto selaku Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia




    Ia juga menyampaikan terkait kondisi keluarga di Aceh saat ini, meski Aceh provinsi termiskin di Sumatera dan angka stunting tinggi, namun Provinsi Aceh menduduki urutan pertama keluarga paling bahagia se-Indonesia. Hal ini dinilai, kata Listyawardani, dari Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) yang dilakukan BKKBN. IBangga Aceh paling tinggi se-Indonesia dengan 65,38 di atas nasional.


    "Saya apresiasi untuk Aceh. Bangga Aceh 65,38 paling tinggi se Indonesia. Meski tergolomg provinsi miskin dan stunting tinggi, tetapi bahagia," kata Listyawardani yang spontan menggundang tawa peserta Rakerda.


    Adapun tolak ukur kualitas keluarga dalam Indeks Pembangunan Keluarga, jelas Pembina Wilayah Aceh yang paling suka dengan kuliner Aceh ini, yakni, ketenteraman, kemandirian dan kebahagiaan keluarga. Meski demikian, ia menyampaikan pesan, masih banyak pekerjaan yang harus diprioritaskan dalam pembangunan keluarga, dan percepatan penurunan stunting.




    "Seribu Hari Pertama Kehidupan adalah menjadi kunci sukses dalam mencegah stunting, dan menyiapkan generasi sehat, cerdas, dan unggul pada 2045, Indonesia Emas," tungkasnya.


    Sementara itu secara terpisah, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim menambahkan, tujuan pelaksanaan Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan penurunan stunting tak lain, untuk meningkatkan dukungan dan komitmen seluruh stageholder lintas sektor dalam upaya optimalisasi Bonus Demografi dan peningkatan kualitas SDM di Provhnsin.



    Ia juga menambahkan, BKKBN tidak bisa bekerja sendiri untuk itu perlu dukungan semua pihak, siapa bisa melakukan apa untuk menuntaskan stunting di Aceh dan target naisonal pada 2024, prevalensi stunting sebesar 14 persen tercapai.


    Penjabat Gubernur Aceh yang diwakili Pelaksan Harian (Plh) Asisten I, Bidang Pemerintahan,

    Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Aceh, Yusrizal, saat membuka Rapat Kerja Daerah yang digelar 1 hingga 3 April 2024, menyatakan komitmen Pemerintah Aceh dalam upaya pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana, serta percepatan penurunan stunting.


    "Untuk mendukung perecepatan pelaksanaannya, hal ini perlu keseriusan kita bersama, bersinergi dan berkoordinasi. Ini menjadi PR kita bersama, mengingat capaian Aceh pada 2022 berdasarkan SSGI sebesar 31,2 persen dan pada 2023 berdasarkan SKI sebesar 29,4 persen atau hanya mengalami penurunan 1,8 persen, " tuturnya.


    Ia juga menyebutkan, Pemerintah Aceh, telah membentuk Tim Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat gampong di seluruh Aceh, serta membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang meliputi bidan desa, kader PKK dan Kader KB," kata Yusrizal.


    Menurutnya, dengan keberadaan TPK dan TPPS di tingkat gampong, dapat meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dalam menyusun program dan melakukan pendampingan pada sasaran atau keluarga beresiko stunting, sehingga target penurunan stunting baik secara nasional sebesar 14 persen serta untuk Provinsi Aceh sebesar 19,8 persen dapat tercapai di tahun ini.



    Sementara itu, Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Mellani Subarni, dalam materi yang ia sampaikan mengatakan, untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap anak, baik tentang kesehatan, pendidikan, pengasuhan, pembinaan moral dan emosional, perlindungan terhadap kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah, dan eksploitasi merupakan hal yang sangat kompleks.



    Semua itu, kata Mellani, ada pelayanannya di Posyandu, PAUD dan BKB. Jadi agar pelayanan menjadi terfokus, berkualitas serta lebih tepat sasaran, maka perlu dilakukan secara beriringan daripada dijalankan secara terpisah, sehingga menjadi tidak efektif.


    "Apa yangbkita lakukan hari ininakan berdampak pada generasi kita kedepannya. Generasi Aceh mampu bersaing, berkarakter, cerdas, dan menjadi generasi yang unggul, serta mampu membangun Aceh maju, bermartabat, dan hebat," ucapnya.


    Hadir dalam Rakerda tersebut, para SKPA Provinsi Aceh, para Ketua TPPS 23 Kab/Kota Se Aceh, Kepala OPDKB Se Aceh, Kadis Kesehatan Kab/Kota Se Aceh, Satgas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Aceh dan dari 23 Kab/Kota Se Aceh.

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • BKKBN: Keluarga Kunci Utama Dalam Pembangunan Bangsa

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer