BULAM SUCI RAMADHAN ADALAH BULAN LATIHAN DAN PEMBINAAN BAGI UMAT ISLAM
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    BULAM SUCI RAMADHAN ADALAH BULAN LATIHAN DAN PEMBINAAN BAGI UMAT ISLAM

    Dimas ( Redaksi )
    25 Maret 2024, 3/25/2024 06:36:00 PM WIB Last Updated 2024-04-23T11:37:23Z



    Banda Aceh_Harian-RI.com

    Wahai orang yang beriman difardhukan atas kamu berpuasa sebagaimana telah difardhukan kepada umat sebelummu agar kamu menjadi orang yang bertaqwa.” (QS Al-Baqarah : 183)


    Setiap mukmin wajib melaksanakan perintah Allah Swt dan meninggalkan segala larangannya, menjaga kemaslahatan dunia dan akhiratnya. Namun pada diri manusia itu ada yang namanya nafsu yang merupakan kendaraan setan untuk menjebak manusia ke dalam kebinasaan dunia dan menjatuhkannya ke dalam jurang maksiat dan meninggalkan perintah Allah Swt, sehingga keluar dari sifat taqwa.


    Karena begitu besarnya tantangan untuk mencapai dua kemaslahatan ini, maka Allah memberikan solusi yang sangat ampuh untuk melawan godaan setan yaitu berpuasa. Kenapa puasa dikatakan solusi? Karena pada saat sedang berpuasa ada empat hal yang sedang kita lakukan:


    Pertama, menjaga kesehatan dengan mengatur pola makan yang benar dan teratur, serta membuang segala racun yang berbahaya yang telah menumpuk di dalam tubuh yang masuk bersama makanan yang kita konsumsi selama ini. Rasulullah Saw bersabda: “Berpuasalah agar kamu sehat.” Salah satu kemaslahatan dunia adalah sehat. Sehat itu sangat ditentukan oleh pola makan yang teratur dan benar.


    Kedua, mengendalikan jalan setan dengan mengendalikan hawa nafsu dengan cara mengurangi makanan yang berdampak melemahnya nafsu/syahwat, sehingga kesulitan bagi setan menggoda manusia agar meninggalkan perintah atau melakukan larangan Allah Swt.


    Rasulullah Saw bersabda: “Puasa adalah perisai (dari panahan syaithan) selama ia tidak merobeknya. Sahabat bertanya, bagaimana cara merobeknya? Rasul menjawab, mencaci, mengupat dan menzalimi orang lain.


    Rasulullah saw bersabda: Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Yazid, dia berkata: saya bersama Alqimah dan Aswad menjumpai Abdullah. Lalu Abdullah berkata, kami pernah bersama Rasulullah saw sewaktu kami masih muda, saat itu kami tidak memiliki sesuatu pun, maka Rasul bersabda “Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang telah mampu menikah, maka hendaklah ia menikah, karena ia lebih memperkuat pandangan, dan lebih banyak lagi menjaga kemaluan, dan bagi yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena ia dapat menjadi penghalang baginya (meredam hawa nafsunya). (HR Bukhari).


    Hadist diatas dengan jelas menunjukkan bahwa puasa merupakan jalan yang sangat ampuh untuk mengendalikan nafsu untuk mengendalikan jalan bagi setan.


    Ketiga, melatih diri untuk membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela. Apabila nafsu sudah dapat dikendalikan maka dengan mudah kita dapat melatih seluruh panca indra lahir dan panca indra batin agar terjaga dari larangan Allah Swt. Menjaga mata dari melihat yang haram, menjaga lidah dari mengupat, mencaci, adu domba, berdusta, menjaga telinga dari mendengar yang haram seperti: upat, adu domba (digunakan untuk melihat, membaca dan mendengar Al-Quran, berzikir, memberi nasehat, mengajar ilmu , menjaga hidung, tangan dan kaki, dan lain-lain.


    Allah berfirman, “Apabila membacakan Al-Quran maka dengar dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al-A'raf : 204).


    Menjaga perut dari makanan yang syubhat apalagi yang haram, menjaga hati dari seluruh penyakit-penyakitnya (dengki, iri, riya, sombong, marah dan lain-lain).

    Rasululah Saw besabda, Dari Abu Harairah Bahwa Rasulullah saw bersabda, puasa itu perisai, maka (orang yang melaksakannya) janganlah berkata kotor dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka mengatakan saya sedang berpuasa (diulang dua kali). Demi Allah yang jiwaku dalam qudratnya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari pada bau miski, ia tinggalkan makanan, minuman dan syahwatnya karenaKu. Puasa itu bagi-Ku dan Aku yang membalasnya. Kebaikan itu sepulih kali lipat balasannya. (HR Bukhari).


    Hadist ini mengajarkan kita, a) menjaga hati untuk tetap bersabar dikala ada orang berbuat tidak wajar kepada kita, tahan emosi dan maafkan saja, karena kalau kejahatan dilawan dengan kebohongan, maka kitapun sama bodohnya.


    Allah Swt berfirman: Muttaqin yaitu orang yang menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang atau sempit, orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain, Allah sangat cinta kepada orang yang berbuat ihsan (baik). (QS Ali Imran : 134).


    a) menjaga lidah dari membalas cacian dengan cacian. c) menjaga tangan dari saling menyerang.

    Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai menyerang (orang lain), orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya dikala marah.” (HR Bukhari). d) memberi nasihat dengan halus dan lembut kepada orang yang bertindak bodoh agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan orang lain.


    Allah Swt berfirman, “Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada bermusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS Fusilat : 34).


    Keempat, menempuh jalan menuju martabat ikhsan/muraqabah. Hakikat agama adalah Islam, iman dan ikhsan sebagaimana disebutkan dalam hadist riwat dari Saidina Umar bin Khatab, bahwa pada suatu hari Jibril datang menjumpai Nabi dihadapan para sahabat-Nya bertanya tentang Islam, iman dan ikhsan. Di penghujung hadis Nabi menyebutkan, “Wahai Umar yang datang saat adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan agama kepada kamu sekalian.” (HR Muslim).


    Islam adalah amaliyah, yaitu mendaraskan doa kalimah syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Sedangkan iman adalah keyakinan tentang Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan takdir yang baik maupun yang buruk. Adapun ikhsan adalah sebagaimana sabda Rasulullah Saw:


    “Bahwa kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya (sedang melihatmu), jika kamu tidak melihat-Nya (sedang melihatmu), maka (tetaplah memperbagus ibadah) sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Muslim).


    Pada saat pelaksanaan ibadah puasa kita sangat bersungguh-sungguh menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa atau menghapus pahalanya, baik dikala sendirian atau di khalayak ramai, karena kita yakin bahwa Allah Swt melihat seluruh gerak-gerik kita dan mengetahui segala isi hati kita . Sikap seperti ini masuk dalam peringkat ikhsan yang nomor dua (jika kamu tidak melihatnya maka sebenarnya Dia melihatmu). Sikap seperti inilah yang dituntut kepada setiap muslim dalam segala aktivitas kesehariannya.


    Apila sikap ikhsan ini dapat kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari niscaya kita akan menjalankan seluruh perintah Allah Swt dengan sempurna dan penuh penghormatan dan akan meninggalkan sekecil apapun larangan Allah Swt. Tidak berani meninggalkan shalat meski hanya sekali saja, tidak berani membohongi, mengupat, mengambil milik orang lain, mencuri, korupsi, makan riba, berbuat curang, transaksi yang haram sampai memperjual belikan suara dalam setiap pemilihan dan lain-lain, karena kita yakin bahwa Allah Swt milihat semua aktivitas kita dan mengetahui apa yang tersirat di dalam sanubari kita.


    Inilah hakikat taqwa yang ingin kita capai dengan ibadah puasa. Iman dan Islam yang tidak dibaringi dengan sifat ikhsan bagaikan tanaman yang tidak ada pagar dan pelindung, akan binasa diserang hama dan binatang. Berapa banyak orang yang mengaku dirinya mukmin dan muslim namun kehidupannya penuh dengan kejahatan dan maksiat kepada yang ia imani (Allah Swt).


    Mudah-mudah melalui ibadah puasa Ramadhan tahun ini kiranya Allah berikan kepada kita semua petunjuk dan hidayahnya menuju martabat ikhsan, sehingga menjadi mukmin dan muslim yang muttaqin hingga akhir hayat dan mendapat balasan surga disissi-Nya.

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • BULAM SUCI RAMADHAN ADALAH BULAN LATIHAN DAN PEMBINAAN BAGI UMAT ISLAM

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer