Pemkab Aceh Besar dan BKKBN Provinsi Aceh Gelar Rapat Teknis
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    Pemkab Aceh Besar dan BKKBN Provinsi Aceh Gelar Rapat Teknis

    Dimas ( Redaksi )
    20 Mei 2024, 5/20/2024 07:54:00 AM WIB Last Updated 2024-05-27T01:16:51Z

     




    KOTA JANTHO_Harian-RI.com

    Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar semakin intens dalam menangani kasus stunting di Aceh Besar. Selain berbagai upaya seperti melakukan Rembug Stunting, memberikan makanan tambahan, melakukan Posyandu, dan lain sebagainya.


    Pemkab Aceh Besar juga melakukan Rappat Koordinasi teknis percepatan penurunan stunting bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Besar, Gampong Gani, Kecamatan Ingin Jaya, Senin (20/5/2024).


    Pada rapat tersebut Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto S.STP, MM melalui Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPP dan PA) Kabupaten Aceh Besar Drs. Fadhlan mengatakan, 0persoalan stunting bukanlah persoalan sederhana. Artinya untuk menangani kasus ini harus dicermati dan dilakukan mulai dari hulu sampai hilir. Karena stunting ini juga menimbulkan masalah kemiskinan.



    “Stunting ini masalah serius, untuk itu kita juga harus melihat masalah dari hulu sampai hilirnya. Bahkan bukan hanya fokus pada penurunan stunting, tapi yang terpenting bagaimana upaya menuju zero new stunting atau tidak ada penambahan angka stunting baru di Aceh Besar,” ujarnya.


    Dalam rapat stunting tersebut, dipaparkan beberapa kasus stunting di Aceh Besar, kemudian dilaksanakan diskusi dengan pakar yang berkaitan dengan stunting misal saja dari Dinas Kesehatan Aceh Besar, Satgas stunting, dan lain-lain.


    Fadhlan menegaskan jika dilihat dari paparan yang disampaikan bahwa tidak semua masyarakat dengan mudah diedukasi.


    “Persoalan stunting ini tidak akan selesai jika kita tidak bergerak bersama, kolaborasi dan sinergi sangat diperlukan, baik puskesmas, Keuchik, camat sampai perangkat daerah terkait. Karena jika ada persoalan, ini bukan hanya tugas puskesmas saja, atau Desa saja melainkan tugas bersama,” imbuhnya.


    Hal ini disampaikan Fadhlan karena menurutnya, permasalahan kemiskinan yang membuat anak tidak terpenuhi gizinya, kemudian permasalahan masyarakat yang tidak mudah diarahkan untuk mencegah terjadinya stunting. “Persoalan ini tidak akan selesai, jika kita tidak menyelesaikannya bersama, dan kita berharap pada semeter I ini kasus stunting di Aceh Besar sudah selesai,” imbuhnya.


    Sementara itu Kepala BKKBN Aceh Safrina Salim SKM, M.Kes mengatakan jika dilihat mengenai kondisi stunting hari ini menurutnya tidak mungkin menghentikannya, namun menurutnya yang terpenting memutuskan bagaimana mengomel stunting pada ibu hamil dan saat persalinan.


    “Jika kita melihat kondisi stunting hari ini tidak mungkin kita terhenti, namun tugas kita bagamaina memutuskan mengomel stunting pada ibu-ibu hamil dan saat pada persalinannya,” ujar Safrina.


    Safrina juga mengatakan dirinya akan mengupayakan bagaimana stunting bisa turun di Aceh, untuk Aceh Besar menurutnya juga banyak kendala salah satunya mengenai lingkungan dan karakter masyarakatnya.


    “Di Aceh Besar karakter dan lingkungan masyarakatnya belum terkendali, sehingga dengan wilayah yang sangat luas dan jauh kita tidak mempunyai data konkret terkait ibu hamil dan balita yang menandakan stunting,” ucapnya.


    Dikatakan hal itu disebabkan karena adanya intervensi yang dilakukan belum tepat sasaran.


    "Belum tepat sasaran itu banyak penyebabnya. Bukan berarti program yang kita berikan salah, tetapi mungkin saja pendataan dan sasaran yang akan kita berikan tidak tepat. Untuk menyasar agar angka tidak semakin naik, kita harus lebih mengerucut ke sasaran yang seharusnya, khususnya ibu hamil yang beresiko,” kata Safrina.


    Oleh karena itu Safrina berharap agar Posyandu terus ditingkatkan dan bersinergi dengan Bina Keluarga Balita (BKB) serta kelurga dari anak tersebut juga harus mendapatkan edukasi dari petugas kesehatan.


    “Pencegahan stunting ini juga diperlukan edukasi kepada orang tua, khususnya ibu hamil, dan Kita juga berharap kedepannya adanya bulan pengukuran 100% kepada anak balita di gampong, jadi setiap bulannya anak-anak tersebut diukur/ditimbang,” jelasnya.


    Ia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama saling memberi masukan, mencari solusi serta melakukan langkah-langkah yang realistis untuk kemaslahatan generasi yang akan datang.


    Stunting harus mampu diturunkan hingga di bawah 10 persen. “Saya optimistis kita mampu melakukan pelayanan kesehatan yang tepat dan program-program yang langsung pada sasaran,” imbuhnya.

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Pemkab Aceh Besar dan BKKBN Provinsi Aceh Gelar Rapat Teknis

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer