USK Latih Tenaga Kesehatan Puskesmas di Banda Aceh terkait Manajemen Risiko Kesehatan Akibat Dampak Perubahan Iklim
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    USK Latih Tenaga Kesehatan Puskesmas di Banda Aceh terkait Manajemen Risiko Kesehatan Akibat Dampak Perubahan Iklim

    Dimas ( Redaksi )
    6 Mei 2024, 5/06/2024 07:18:00 PM WIB Last Updated 2024-05-06T12:18:10Z



    Banda Aceh_Harian-RI.com - Dalam rangka meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menghadapi risiko kesehatan yang berkaitan dengan perubahan iklim, Projek kolaborasi antara Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan Griffith University Australia, melalui riset kolaborasi CORE-STEP, mengadakan pelatihan berjudul "Manajemen Risiko Kesehatan Akibat Dampak Perubahan Iklim" yang dilaksanakan pada tanggal 24-25 April 2024, bertempat di Kyriad Hotel, Banda Aceh.

    Pelatihan ini ditujukan untuk para tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Lampulo dan Puskesmas Batoh, serta staf Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko kesehatan yang dapat timbul akibat perubahan iklim.

    "Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling mendesak saat ini," kata Dr. Rina Suryani Oktari, Leader Indonesia pada project CORE-STEP. "Melalui pelatihan peningkatan kapasitas ini, kami berharap dapat mempersiapkan tenaga kesehatan di puskesmas agar lebih sadar dan tanggap dalam menghadapi tantangan perubahan iklim." Tambahnya.

    Pada kegiatan ini, Kepala Dinas Kota Banda Aceh yang diwakilkan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Syukriah, SKM., MKM menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang hadir, termasuk pendukung utama hari itu dan leader core step yang memberikan dukungan luar biasa kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

    “Mewakili Kepala Dinas kami mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini. Kami bersyukur karena Kota Banda Aceh telah dipilih sebagai pilot project CORE-STEP, dengan Puskesmas Batoh dan Lampulo menjadi percontohan untuk puskesmas yang lainnya.” Ucapnya.

    Pelatihan penguatan kapasitas ini dibuka secara langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Agusabti, M. Si, yang juga merupakan salah satu Research Advisor pada Corestep.

    “Pelatihan capacity building ini sangat penting dilaksanakan karena terkait manajemen risiko kesehatan akibat perubahan iklim. Cukup banyak munculnya berbagai jenis penyakit baru yang terkait dengan perubahan iklim global. Kerjasama antara Universitas Syiah Kuala dengan Griffith University juga memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim ini”

    Prof. Agussabti juga mengapresiasi kontribusi Dr. Rina dalam membawa ide-ide inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat. Ia juga menekankan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk terus didorong dan ditingkatkan, meskipun dengan keterbatasan sumber daya yang ada. Prof. Agus berharap bahwa melalui kolaborasi dan pembagian pengetahuan, masyarakat Aceh dapat menjadi lebih sehat dan tangguh di masa yang akan datang.

    Selama dua hari, para peserta dibekali dengan materi-materi terkini mengenai strategi manajemen risiko, studi kasus, serta simulasi yang akan membantu mereka dalam mempraktekkan pengetahuan yang diperoleh. Menghadirkan 4 orang narasumber yang merupakan ahli di bidang kesehatan dan lingkungan, yaitu Dr. Rina Suryani Oktari, yang membahas terkait indikator untuk penilaian kerentanan dan risiko iklim, dr. Hendra Kurniawan, membawa pembahasan mengenai identifikasi dampak perubahan iklim pada bidang kesehatan, Dr. Budi Arianto memaparkan terkait bencana dan perubahan iklim, serta dr. Ina Agustina Isturini yang berasal dari Pusat Krisis, Kementerian Kesehatan, yang memperkenalkan tentang Kebijakan Nasional dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan.

    Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena membuka pandangan mereka terkait fenomena perubahan iklim.

    “Setelah mengikuti pelatihan ini, kami menjadi lebih sadar dan paham bahwa kondisi cuaca kita saat ini yang ekstrim bukan hanya sekedar perubahan yang biasa dan normal. Dari sini kami juga mulai berpikir untuk membuat kegiatan, seperti sosialisasi kepada masyarakat tentang risiko penyakit yang bisa timbul akibat perubahan iklim. Jadi masyarakat juga mendapatkan informasi penting yang kami peroleh dari pelatihan ini” ungkap dr. Afra Nabila, salah satu dokter yang bertugas di Puskesmas Lampulo.

    Kegiatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas individu para tenaga kesehatan tetapi juga memperkuat sistem kesehatan di puskesmas dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas terhadap tenaga kesehatan Puskesmas ini akan turut dilakukan di Kota Mataram dan juga Kota Ambon, yang juga merupakan kota piloting pada project CORE-STEP.

    CORE STEP (https://www.core-step.corescience.id) merupakan proyek kerja sama riset antara Universitas Syiah Kuala (USK) yang dipimpin oleh Dr. Rina Suryani Oktari dan Griffith University yang dipimpin oleh Dr. Connie Cai Ru Gan.

    Proyek riset yang didanai oleh Pemerintah Australia melalui KONEKSI ini juga melibatkan beberapa mitra lainnya seperti Kementerian Kesehatan, ICLEI, CARI Bencana, Universitas Mataram, Universitas Pattimura dan Yayasan LAPPAN.

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • USK Latih Tenaga Kesehatan Puskesmas di Banda Aceh terkait Manajemen Risiko Kesehatan Akibat Dampak Perubahan Iklim

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer