Harian-RI.com
DALAM dunia politik, orang populer apalagi yang punya approval rating atau elektabilitas tinggi, selalu mampu menarik suara calon lain. Makanya banyak kandidat yang mendekat.
Dalam politik elektoral, efek ini dikenal dengan istilah "coattail effect" atau "efek ekor jas" yang kerap dipakai untuk mendulang suara. Misalnya dalam pemilihan umum yang baru saja kita lalui.
Tempo menulis, tampak sekali efek ekor jas terjadi ketika seorang pemilih memilih kandidat tertentu untuk posisi utama, seperti presiden.
Dan, karena kandidat tersebut berasal dari partai politik tertentu, maka pemilih tersebut juga cenderung memberikan suara untuk kandidat dari partai yang sama dalam posisi-posisi lainnya, seperti anggota dewan, atau jabatan lainnya.
Dalam hal ini, kandidat berekor jas dari partai tersebut akan mendapatkan manfaat dari dukungan yang diberikan kepada kandidat utama.
Bagaimana dengan pemilihan "kepala desa"? Sedikit banyak efek ini juga berlaku.
Jadi jangan heran jika ada orang yang punya popularitas, approval rating, atau elektabilitas tinggi, selalu menjadi rebutan calon lain yang hendak maju atau berpasangan.
Bahkan ada yang sampai hilang akal dengan melakukan hal-hal di luar nalar. Seperti menyebar hoaks bahwa orang yang punya socio capital tinggi tersebut, sudah "tunduk" atau mau berpasangan dengan calon yang approval rating-nya masih rendah.
Sah-sah saja. Asal jangan sampai mengacau, merusak, apalagi sampai memaksakan kehendak kepada orang lain.
Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar