Siapa Mohan Dinata, Kandidat Ketua BADKO yang gencar suarakan HMI harus Inklusif
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    Siapa Mohan Dinata, Kandidat Ketua BADKO yang gencar suarakan HMI harus Inklusif

    Dimas ( Redaksi )
    1 Juni 2024, 6/01/2024 06:19:00 PM WIB Last Updated 2024-06-01T11:19:21Z

     





    Namanya Mohan Dinata, SE, MM, Pria kelahiran tahun 1996 Lulusan Magister Manajemen Universitas Syiah Kuala ini  tergolong lahir dari Keluarga yang sederhana dengan dirawat oleh ibundany sendiri. 


    Anak paling bungsu dari 7 bersaudara ini telah menjadi Yatim saat umurnya baru menginjak 3 bulan, Ayahnya Meninggal saat dalam perjalanan melakukan pekerjaan  diwilayah Aceh Selatan. 


    Saat kecil dia dibesarkan oleh ibundanya sendiri dengan seadanya. Ibunya berhasil mengantarkannya sampai dia lulus S2 di Universitas Syiah Kuala.


    Dari kecil dia tergolong orang yang mandiri, selalu membantu ibunya berdagang sembari sekolah dan mengaji. 


    Mohan Dinata menamatkan SD nya di SDN 1 Beureunuen, terus melanjutkan sekolah di MTsN Beureunuen dan diakhiri dengan tamat di SMKN 2 Sigli.


    Setelah lulus, pada tahun 2014 Mohan langsung melanjutkan Studi S1 nya di Universitas Jabal Ghafur Fakultas Ekonomi. Sejak masuk kuliah dia tergolong aktif, sehingga langsung di ajak masuk ke pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen ( HMJ ), dan pada saat 2015 dia di ajak bergabung untuk bantu-bantu di Pemerintah Mahasiswa ( Pema ) Unigha.


    Mohan Dinata Setelah berkontemplasi dengan matang untuk ikut  berkecimpung Organisasi  HMIlah yang menjadi rumah baginya, Mohan dan teman-temannya masuk HMI saat itu, Setelah aktif di HMI dari 2016, ternyata di HMI tidak cukup hanya LKI, maka saat itu pada tahun 2017 saya memberanikan diri untuk mngembil LK2.


    singkat cerita pada tahun 2017 dia mengikuti jenjang training intermediate training atau LK2 yang dilaksanakan oleh Koorkom Universitas Bung Karno Cabang Jakarta Pusat - Utara yang beralamat di Cilosari 17 Cikini. 


    Kenapa saat itu terkesan seperti buru-buru mengambil jenjang training karena ada sesuatu yang terjadi di internal HMI dan paham betul dengan keadaan konflik bisa membuat perkaderan dan SDM kader HMI menurun.


    Saat di gedung insan cita yang berada di depok, mohan menemukan nama yang ditempel di dinding, terbaca tidak asing dan dia sama sekali tidak tahu itu siapa. Ketika dicari tahu ternyata itu orang Aceh yang sudah lama menjadi tokoh di nasional.


    Sebagai orang Aceh, semua juga senang ketika melihat tulisan papan nama

    Yang diabadikan disitu yaitu “ Ismail Hasan Metareum”. beliau salah satu cendekiawan asal HMI dan juga pencetus Training Formal  HMI yaitu LK-I, II dan III,  Bagaimana tidak

    Bangga, beliau berasal dari metareum salah satu desa yang ada di Kabupaten Pidie  


    Setelah lulus dari Training tersebut yg kebetulan dari Aceh dia hanya satu-satunya yang mengikuti training tersebut, tiba-tiba orang tuanya telfon dari kampung, beliau mengatakan kalau almarhum Bapak nya Mohan juga HMI,  dia langsung Shok, seakan tidak percaya dan tidak mungkin pula secara ketidaksengajaan.


     Setalah berbicara panjang lebar dan dikirimkanlah Biodatanya, yang dia liat bahwa ALM Bapak pernah menjadi ketua HMI Cabang Jakarta pada tahun 78-79 yang saat itu HMI jakarta masih nyatu dan sekretariatnya berada di Cilosari 17 tempat Mohan Mengambil LK-II saat itu. 


    Melihat itu dia langsung menemui ketua umum hmi jakpustara saat itu yaitu bang Dimpo, beliau juga terkejut dan mengeluarkan kalimat dari mulutnya “ Adiks, Nadi HMI mengalir dalam darahmu, Jiwa Hijau Hitam Lahir dan ikut tumbuh dalam Jiwamu, Jaga HMI seperti kamu jaga Jiwa ragamu”. Mendengar kalimat itu dia terdiam dan berikrar dalam hati, Ya Allah kalau memang Bapak mewariskan Semangat Organisasi ini hanya padaku dalam keluarga ini, maka Jadikan Aku Sukses melalui jalan ini Ya Allah.


    Tak henti disitu, rasa penasaran dia masih tumbuh dengan seperti blm yakin kalau itu semua benar, dia langsung berjumpa Dengan Oom nya sendiri ( adik bungsu Bapak) yg dari remaja sudah bersamanya. Oom dia pun mangatakan hal yang sama yg membuat dia semakin yakin akan hal itu. 


    Karena merasa sudah berikrar kalau jalan organisasi ini adalah jalannya, pada 2018 dia mendapatkan hal yang sama yaitu meningkatkan kapasitasnya sebagai kader hmi, mohan pun mengambil jenjang Senior Course yaitu jenjang keguruan di HMI, karena dia meyakini salah satu jalan memperbaiki organisasi adalah jadikan dirimu sebagai pendidik agar kau bisa mendidik generasi selanjutnya dengan baik. 


    Saat itu Mohan mengambil SC di HMI Cabang Ciputat, Cabang nya Cak nur sang pelopor NDP. Disitu dia punya sahabat LK2 bernama Gifar, dan saat itu dia menjadi salah satu tim Master yang mengelola training tersebut, Wallahi dia salah satu saksi hidup saya ketika berjuang mengambil

    Jenjang SC disana dengan segala dinamika yang terjadi dari tidak mendapatkan rekomendasi hingga harus turun tangan senior jauh untuk menyelamatkan agar tetap bisa mengikuti jenjang training tersebut.” Ungkap Mohan saat itu.


    Disitu dia merasa ilmunya itu tidak ada apa-apanya, kepala ini hanya berisi tong kosong ketimbang teman temannya dari daerah lain yang makanan sehari-harinya Buku sedangkan budaya kita di Aceh bukan membaca buku ya lebih tepatnya secara personal.


    Singkat cerita dia dipres habis-habisan sehingga rasanya pengen menyerah dan pertama kali dia  menangis saat menuntut ilmu dicabang itu, “ saya pergi menyendiri dan tiba-tiba air mata tak terbendung karena merasa malu dengan diri sendiri dan pada saat itu langsung teringat nasihat  emas imam Assyafi’i "Bila kau tak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan menanggung pahitnya kebodohan". Dari situ semangat saya kembali tumbuh sehingga bercita-cita pulang dari sini saya harus menyempurnakan perkaderan di tubuh hmi cabang sigli”. 


    Pulang dari SC 2018, dia itu saya satu-satunya instruktur muda di sigli yang dengan harapan kecil yaitu agar roda perkaderan bisa terus berputar.


    Merasa dia  tidak sanggup menyempurkan itu sendiri karena juga masih muda di HMI walaupun secara umur sudah lumayan matang karena Mohan masuk HMI saat saya kuliah sudah masuk semester tujuh.


    Pada tahun 2019, dia kembali melanjutkan jenjang training terakhir dalam hmi yaitu Advance Training atau LK3 ke Badan Koordinasi Sumatra Bagian Selatan ( Badko Sumbagsel ) kebetulan punya teman yang bernama Dede Irawan dia salah satu anak desa terpencil yang rantau ke Bengkulu untuk kuliah, Mohan dan Dewan mengikuti jenjang training dari LK2, SC dan LK3 bareng. 


    sekarang dia menjadi Ketua umum badko sumbagsel dan Mohan menjadi ketua umum hmi sigli, mereka masih saling bersahabat dan saling memberi support satu sama lain. Saat mengambil jenjang LK3 Mohan memberanikan diri datang terlebih dahulu, bukan bermaksud melobby tapi karena effortnya harus lulus saya datang duluan membantu segala keperluan tim kepanitian disana sehingga tidak ada alasan untuk mereka tidak meloloskan saya sebagai salah satu peserta disana. 


    Singkat cerita pada tahun 2021 saya diamanahkan menjadi ketua umum HMI Cabang Sigli dengan mengusung tagline Kolaboratif dan melanjutkan kerja-kerja yang diamanahkan ke saya oleh mantan ketua umum hmi cabang sigli pada saat itu yaitu Ketum Mahzal. 


    Setelah Demisioner dari Ketua Umum HMI Cabang Sigli, Mohan Dinata berniat untuk terus mengabdi di HMI dengan mencoba bertarung sebagai salah satu kandidat Ketua Badan Koordinasi ( Badko ) HMI Aceh pada Musda ke 15 tahun 2024 ini. 


    Mengusung Tagline HMI Inklusif adalah tagline hasil musyawarah Mohan Dinata dan Team. Secara bahasa, Inklusi berasal dari Bahasa inggris 'include' yang artinya mengikutsertakan. Dari arti tersebut dapat dimaknai bahwa inklusif sejatinya menyeluruh melibatkan semua orang dari berbagai kelompok tanpa meninggalkan salah satunya.  


    Dengan mengusung tagline “HMI INKLUSIF, disertai niat tulus ikhlas saya Mohan Dinata. ingin melakukan pengabdian bagi organisasi ini, untuk menjawab tantangan, serta bentuk keresahan dan kegundahan dalam tubuh organisasi se-wilayah kerja

    BADKO HMI ACEH.


    Ada beberapa variabel inklusif yang dibawa Mohan Dinata diantaranya : 

    - Inklusif Ke-ilmuan

    - Inklusif Ke-Islaman

    - Inklusif Ke- Bangsaan


    HMI harus menjadi Organisasi yang dapat diterima oleh semua kalangan, baik masyarakat kalangan bawah maupun atas. Karena hampir rata-rata kader HMI itu berasal dari keluarga Sederhana dan mereka berjuang untuk menjadi diri mereka yang lebih baik lagi. 


    HMI jangan pula terpaku dengan para Elite, tapi juga harus menjadi garda terdepan dalam melindungi masyarakat dari segala kezaliman yang terjadi.

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Siapa Mohan Dinata, Kandidat Ketua BADKO yang gencar suarakan HMI harus Inklusif

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer