Antara Haji Mabrur dan Haji Mardud
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    Antara Haji Mabrur dan Haji Mardud

    Dimas ( Redaksi )
    30 Juli 2024, 7/30/2024 12:02:00 PM WIB Last Updated 2024-07-30T05:02:10Z

     



    Oleh: Abi H Mustafa Thaib Peurupok, SH, S.Ag  



    Banda Aceh_Harian-RI.com

    Jemaah haji kloter terakhir asal Aceh telah tiba di tanah air. Mereka mendarat di Bandara Internasional Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, pada Senin (22/7/2024). Para jamaah haji dan keluarga menyambut bahagia kedatangan mereka, meskipun ada beberapa yang meninggal dunia ketika di tanah suci.


    Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial, setidaknya sekali seumur hidup. Setiap tahun, jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Namun, meskipun semua jamaah melaksanakan ritual yang sama, hasil dari ibadah haji tersebut dapat berbeda. Dalam Islam, hasil ini dikenal dengan istilah Haji Mabrur dan Haji Mardud.


    Abi H Mustafa Thaib Peurupok, SH, S.Ag,

    Pimpinan Dayah Al Azhar, Gampong Peurupok, Syamtalira Aron, Aceh Utara, menjelaskan bahwa Haji Mabrur adalah ibadah haji yang diterima oleh Allah SWT dan menghasilkan perubahan positif pada diri pelakunya. "Kata 'mabrur' berasal dari bahasa Arab yang berarti 'diterima' atau 'diberkati'. Dalam konteks haji, Haji Mabrur tidak hanya berarti haji yang sah secara syariat, tetapi juga membawa dampak positif dalam kehidupan spiritual, moral, dan sosial jamaah," jelasnya.


    Rasulullah SAW bersabda, “Haji yang mabrur itu tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala dan keutamaan Haji Mabrur. "Ciri-ciri Haji Mabrur antara lain niat yang ikhlas, mematuhi rukun dan wajib haji, berperilaku baik, dan menunjukkan perubahan positif setelah kembali dari haji," tambah Abi H Mustafa.


    Sebaliknya, Haji Mardud adalah ibadah haji yang tidak diterima oleh Allah SWT. "Kata 'mardud' berarti 'tertolak'. Haji Mardud biasanya disebabkan oleh niat yang tidak ikhlas, pelanggaran terhadap rukun dan wajib haji, atau perilaku buruk selama ibadah haji," jelas Abi H Mustafa. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan haji seseorang tertolak antara lain niat yang salah, melanggar rukun dan wajib haji, perilaku buruk, dan tidak adanya perubahan positif setelah haji.


    Membedakan antara Haji Mabrur dan Haji Mardud bukanlah hal yang mudah, karena hanya Allah SWT yang mengetahui niat dan keikhlasan seseorang. Namun, ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk menilai kualitas haji seseorang setelah mereka kembali ke tanah air. "Indikator-indikator tersebut mencakup keikhlasan niat, kepatuhan pada rukun dan wajib haji, perilaku selama haji, dan perubahan setelah haji," ungkapnya.


    Untuk mencapai Haji Mabrur, edukasi dan bimbingan haji sangat penting. "Jamaah harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang tata cara ibadah haji, termasuk rukun, wajib, dan sunnah-sunnahnya. Selain itu, bimbingan spiritual juga penting untuk membantu jamaah menjaga niat yang ikhlas dan menghindari perbuatan dosa selama ibadah haji," ujar Abi H Mustafa sebagai Dewan Pakar DPP ISAD Aceh dan juga Ketua Rabithah Alumni Dayah BUDI Lamno


     Pemerintah dan lembaga terkait harus menyediakan program bimbingan haji yang lebih komprehensif, mulai dari persiapan sebelum berangkat hingga pendampingan selama di Tanah Suci. Program ini harus mencakup aspek-aspek teknis, spiritual, dan moral, sehingga jamaah benar-benar siap secara fisik, mental, dan spiritual untuk melaksanakan ibadah haji.


    "Haji Mabrur adalah impian setiap Muslim yang menunaikan ibadah haji. Untuk mencapainya, jamaah harus menjaga niat yang ikhlas, mematuhi rukun dan wajib haji, berperilaku baik selama ibadah, dan menunjukkan perubahan positif setelahnya. Sebaliknya, Haji Mardud adalah haji yang tertolak karena niat yang salah, pelanggaran terhadap rukun dan wajib haji, atau perilaku buruk," tegas Abi H Mustafa.


    Edukasi dan bimbingan haji memainkan peran penting dalam membantu jamaah mencapai Haji Mabrur. "Dengan persiapan yang matang dan bimbingan yang tepat, diharapkan setiap jamaah dapat melaksanakan ibadah haji dengan sempurna dan mendapatkan ridha Allah SWT," tambahnya.


    Sebagai Anggota FK KBIHU Nasional, dan Ketua KBIHU Al-Azhar Aceh Utara, Abi H Mustafa mengajak semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga haji, dan masyarakat, untuk bekerja sama dalam memberikan edukasi dan bimbingan yang maksimal kepada calon jamaah haji. "Semoga kita semua dapat meraih Haji Mabrur dan mendapatkan pahala serta keberkahan dari Allah SWT," tutupnya.c 

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Antara Haji Mabrur dan Haji Mardud

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer