Harian-RI.com
BANGSA Troya (kini wilayah Turki) telah tertidur dengan gembira, setelah seharian berpesta penuh euforia, karena merasa sudah menang melawan pasukan Yunani, pimpinan Raja Agamemnon yang di dalamnya ada satria perang Achilles.
Keyakinan ini mereka dapat setelah tentara Yunani lenyap meninggalkan sebuah kuda raksasa terbuat dari kayu, sebagai persembahan kepada Athena, dewi kebijaksanaan, perang, seni dan kerajinan tangan.
"Kita apakan dulu kuda ini biar tak apa kali," begitu kira-kira terjemahan bebas ucapan mereka kala itu.
Maka dengan kerja keras, dan juga perayaan, mereka membawanya ke kota Troya yang bentengnya sangat kuat, sehingga susah ditembus pasukan Yunani, meski sudah dikepung berhari-hari.
Ternyata raksasa kayu yang disebut "Kuda Troya", ini berisi pasukan Yunani. Setelah malam, mereka keluar dan menyerang kota. Troya pun jatuh, Priam, sang raja dibunuh, menyusul Hector, putranya yang tewas ditangan Achilles.
Kisah Perang Troya (1194-1184 SM) ini ditemukan dalam puisi epik Yunani yang terkenal yang disebut Iliad yang ditulis oleh penyair Yunani terkenal, Homer.
Kuda Troya mewakili tipu daya, kecerdikan, kepercayaan dan pengkhianatan, serta kemenangan melalui siasat yang kerap terjadi dalam politik.
"Apakah kalian belum cukup menderita karena tipu daya musuh-musuh kita? Sedangkan aku, aku takut pada orang-orang Yunani bahkan ketika mereka membawa hadiah," ingat Cassandra, putri Priam, saat orang Troya akan membawa kuda itu ke kota.
Ah andai saat itu mereka mendengar.
Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea).
______
MERASA MENANG: Masyarakat kota Troya foto bersama, eh salah... maksudnya berpesta dengan mengarak kuda kayu raksasa. Siapa sangka pesta kemenangan ini menjadi awal malapetaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar