
Subulussalam_Harian-RI.com - Roundtable an Sustainable Palm Oil (RSPO) Indonesia gelar sosialisasi tindak lanjut program IMO dengan FORTASBI di Hermes One Hotel jl. T. Umar Kota Subulussalam, Rabu (07/08/2024)
Hadir diacara tersebut Distanbunkan Kota Subulussalam,Kelompok Pekebun Swadaya Kelapa Sawit yang ada di Kota Subulussalam, seperti Koperasi Sada Kata, Koptan Batu Napal, Koptan IPESADA dan Koperasi Taruna Sawit Lestari.
Sekertaris Dinas Pertanian Perkebunan dan Perikanan Kota Subulussalam Erwinsyah, SP pada acara tersebut menyampaikan dari 30 ribu ha perkebunan sawit milik masyarakat yang ada di Subulussalam, sekitar 19 ribu hektare adalah kebun petani swadaya.Dimana masih banyak petani sawit di Kota Subulussalam yang belum bertani sawit secara profesional mengembangkan budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan hingga bersertifikasi ISPO maupun RSPO.
ISPO sertifikasi minyak sawit standart nasional sedangkan RSPO sertifikasi minyak sawit berstandar internasional, jelas Erwin.
Wardiana selaku Smallholder Manajer RSPO Indonesia menyampaikan tujuan kegiatan sebagai upaya mewujudkan percepatan implementasi sawit berkelanjutan di Indonesia dan membawa lebih banyak lagl petani sawit swadaya Indonesia berpartisipasi dalam mengimplementasikan praktek budidaya kelapa sawit berkelanjutan, Roundtable an Sustainable Palm Oil (RSPO) bekerja sama dengan Forum Petani Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI ) dalam prograrn IMO yarng telah terlaksana pada tahun 2023 lalu.
Salah satu bentuk tindak lanjut dari program IMO, RSPO melakukan
kegiatan Sosialisasi serta membuat komitmen bersama kelompok pekebun Swadaya Aceh dalarn mengembangkan budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan melalui sertifikasi RSPO.
RSPO adalah organisasi sukarela dengan keanggotaan global yang bermitra dengan pemangku kepentingan dari tujuh sektor industri minyak sawit untuk mengembangkan dan menerapkan standar global untuk produksi dan pengadaan minyak sawit berkelanjutan.Memastikan minyak sawit yang dijual sebagai 'minyak sawit berkelanjutan' telah diproduksi oleh perkebunan bersertifikat. (Pohan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar