Simalungun_Harian-RI.com
(Sesama warga, krn Ringan, tanpa opname)
Sedang oknum pemerintah pun RT nya dlm hal ini merasa cuek, untuk ikut menyelesaikan ksus peristiwa warga nya, ringan, jika ada pun peristiwa terhadap sesama warga, cueknya oknum Rt, tdk ada istilah pemberitahuan dari warga baik dari pihak kepolisian yg menghubungi, agar ksus itu sementasi di selesaikan di kntor lurah Tiga runggu kecamatan Purba Simalungun langsung terima aduan
Akhirnya Peristiwa ringan ini sepele dan rumit dan berkepanjangan, dlm istilah org batak Toba :
Dang jouon manuk ni halak mangallangi jomur niba,
(Jangan di panggil ayam org memakani jemur kita)
Pasti ada rekayasa ,dlm peristiwa tahu ini, ringan jd bertubi tubi adu mengadu,
Intah apa pihak ketiga ini merasuki pikiran tanpa pemerintah, publik heran
Sangat heran dan penuh kecurigaan knapa tdk curiga??
Lbh lbh pihak polres, SPKT menolak aduan balik terlapor P br Tp b dlm psal 317 dari KUHP bermula dari penagihan hutang korban zN N br P
Rp 5juta sdh 4 bln tdk di angsur, sehinnga terjadi Peristiwa gaduh, dorong mndorong
Ujar sumber menyebutkan di Tiga runggu kecamatan Purba
Ditolak aduan terlapor /Korban, tanggal 29'10/2024 oleh SPKT polres Simalungun
Dinilai publik cacad hukum, tdk netral, menzolimi hukum
Buat informasi kepada Bp Kapolres, Kapoldasu dan Kadit propam baik kpda Kejaksaan, agar jeli dan cermat, jangan mau menerima sampah dari berita acara pemeriksaan, olah TKP, medyasi gelar perkara, reka ulang juga tdk pernah, banyak kejanggalan kejanggalan nya untuk P21 seakan dipaksakn korban, dan Bapa asuhnya
Korban tdk opname, tdk sesuai fakta lapangan dgn Srt srt nanti nya dlm srt dakwaan maupun tuntutan pidana dlm psal 351(1) KUHP, tdk sesuai apalg ssksi tdk bersesuai satu dgn yg lain
Publik :sebut Perkap Kapolri juga di kangkangi oknum penyidik, restoratif justice, pedoman kejaksaan Keadilan restoratif justice, jangan ditinggalkn
Keadilan restoratif justice jangan ditinggalkn, ujar salah satu warga yg rajin mengikuti Peristiwa ini, yg enggan disebut biodatanya
1/11/2024 baru baru ini
Pd awak medya
SPKT tanggal 18/7/2024 pasti ada rekayasa dlm nya terselip kata kata palsu dan tdk besar, untuk memenuhi unsur psal 351(1) KUHP, yg seyogianya psal 352 dari KUHP fakta dilapangan, kesalnya lg tabgfal 29/10/2024 lapor balik terlapor P br Tp b, ditolak SPKT, berita sebelumnya sdh di singgung awak medya dlm pemberitaannya
Public :Bp asuh terpidana Sambo, salah menganjurkn dlm psal 49(1)dari KUHP, salah, justru di mkan waktu tdk tepat, ujar publik
Kdus ini sangat disesalkn publik, sangat disesalkan,
Takut pd hukum, tapi senang pd Hukum, krn hukum lah maka ada kenyamanan dan keamanan di NKRI ini, sekali pun sulit dan lelah, capek dlm mencari keadilan di Negeri kita yg kita cintai ini
Tuhan maha adil, disuatu saat pasti terungkap, mungkin ada yg salah, ungkap warga lg
Siap siap saksi dlm kesaksian bohong dan palunya, siap siap,!!!
Hingga berita ini dikirim ke meja redaksi 1/11/2024 pihak pihak tdk aktif ponselnya, tdk aktif, kuasa hukum terlapor sedang mmpersiapkn data, dan peran nya, untuk lalukan pmbelaan direstoratif justife, Keadilan Restoratif justice, yg menghabiskn tenaga, pikiran, waktu, dan tenaga gara gara hutang Rp 5 juta dan main hakim sendiri (dorong mendorong, disebut penganiayaan korban)
Pesan publik :
Manusia terlahir dlm kondisi tdk tahu, blum bodoh, mereka dibuat mnjadi bodoh oleh sistim pendidikan !!!
Apa yg terjadi jika ini diteruskan psal 351(1) itu????
Kata akhir : setiap permasalah ada, berarti ada yg tdk beres!!!
Mari kita ikuti kejujuran mereka, mereka yg sdh mendahului, dan banyak pengikut nya yg salah jalan, satu org menyatakan yg benar,dan berani, hrus ditegakkan, ujar Mntan alm jaksa agung Ri!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar